Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berbagi Cinta Bersama Barista Tuli di Kopi Tutur Rasa, Surabaya

Kompas.com, 19 November 2024, 17:58 WIB
Izzatun Najibah,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Dengan menggunakan aprone berwarna cokelat yang ditempel pin bertuliskan "Teman Tuli", Della menyapa pelanggan dengan senyum ramahnya, setiap hari Selasa.

Perempuan 20 tahun itu kemudian terlihat mengotak-atik mesin kopi espresso yang ada di lobby Midtown Hotel, Surabaya. Ya, dia meracik kopi pesanan pelanggan yang berlabel Kopi Tutur Rasa.

Terlihat penuh kehati-hatian, Della mulai menghaluskan biji kopi, lalu ditamping menggunakan tamper supaya lebih padat dan rata.

Dia lalu menyeduhkan kopi dengan air panas dari mesin, untuk mengekstrak rasa dan aroma kopi hingga tercium pekat.

“Pakai gula tidak?” tanya Della menggunakan bahasa isyarat kepada pelanggan yang sedari tadi memperhatikan gerak-geriknya.

Baca juga: Belajar Membatik dari Nol dengan Teman Tuli di Karawang

Bagi "teman dengar", kalimat yang dilontarkan Della mungkin terdengar kurang jelas. Sebab dia merupakan tuli yang memiliki semangat tinggi untuk menjadi seorang barista.

Namun, pelanggan tak perlu khawatir jika ingin berkomunikasi dengan dia. Kopi Tutur Rasa menyediakan kartu Bisindo (Bahasa Isyarat Indonesia) yang bisa digunakan untuk belajar mengobrol.

Sekadar basa-basi atau menanyakan racikan kopi mana yang bisa menjadi rekomendasi untuk dinikmati, bisa menggunakan bantuan kartu itu.

Della (20) barista tuli saat menyeduhkan kopi dari mesin di Kopi Tutur Rasa, Surabaya. KOMPAS.com/IZZATUN NAJIBAH Della (20) barista tuli saat menyeduhkan kopi dari mesin di Kopi Tutur Rasa, Surabaya.

Della juga tidak segan-segan mengajarkan cara berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat melalui gerakan tangan secara perlahan.

“Kalau pelanggan tidak bisa bahasa isyarat, saya bisa mengetik (kalimat) di handphone,” ucap Della sambil menunjukkan telepon genggamnya, Selasa (19/11/2024).

Baca juga: Belajar Membuat Kopi Latte Art bersama Barista Teman Tuli Difabis

Perempuan yang tinggal di Jalan Demak, Bubutan, Surabaya tersebut tak merasa kesulitan saat berkomunikasi dengan staf atau pegawai resto yang lain.

“Kali pertama, saya belum bisa komunikasi sama staf jadi kesulitan. Saya ingin komunikasi pakai di HP dan tulis, saya mengajarkan bahasa isyarat, sampai sekarang sudah bisa mengerti dan jadi ngobrol yang akrab,” sebut dia.

Sudah hampir dua bulan Della bekerja sebagai peracik kopi di Kopi Tutur Rasa Midtown Hotel Surabaya. Untuk membuat racikan yang pas, Della hanya membutuhkan waktu untuk belajar selama lima hari.

“Dari awal ikut pengalaman pelatihan jadi barista, sekarang sudah bisa,” ujar Della.

Baca juga: Unpad Gelar Konser Musik Inklusif Teman Tuli, Libatkan Juru Bahasa Isyarat

Sejak lulus dari SMA Luar Biasa Karya Mulia Surabaya, Della memang bukan peracik kopi yang handal. Perempuan yang direkrut dari Komunitas Teman Tuli ini justru merupakan seorang penari tradisional.

Tapi tangannya yang terbiasa melenggang gemulai di atas panggung membuat dia lebih cepat untuk memahami cara kerja mesin kopi yang bagi sebagian orang terlihat rumit.

“Saya hobi menari. Saya ikut sanggar tari di Siola (salah satu gedung publik di Surabaya),” tutur dia.

Di luar profesinya sebagai barista, Della memang masih aktif sebagai penari yang kerap tampil di berbagai daerah, seperti Jakarta, Malang, hingga Makasar.

“Saya bisa nari tari Banyuwangi dan Saman. Tapi saya juga suka minum kopi, favoritku caramel latte,” kata Della.

Della mengaku sangat merasa bersyukur karena banyak pelanggan yang ingin belajar bahasa isyarat, setelah mencoba berkomunikasi dan menikmati kopi bikinannya.

Baca juga: Kisah Restianto, Teman Tuli yang Bekerja 27 Tahun di McDonalds

Halaman:


Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau