Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Batik Jeruji Karya Warga Binaan Lapas Banyuwangi

Kompas.com, 20 Oktober 2024, 10:01 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Ada yang menarik di Banyuwangi Batik Festival (BBF) yang digelar di Hutan De Djawatan, Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur pada Sabtu sore (19/10/2024).

Salah satu stan memamerkan Batik Jeruji yang dibuat oleh warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banyuwangi.

Kasi Kegiatan Kerja (Kasi Giatja) Priyo Asmanto saat ditemui Kompas.com di Hutan De Jawatan mengatakan produksi batik dilakukan warga binaan Lapas Banyuwangi sejak tahun 2018.

"Saat itu motif yang digunakan adalah batik gajah oling jeruji. Ciri khasnya adalah adanya simbol seperti borgol dalam batiknya," kata dia menunjukkan simbol warna merah yang ada di kain batik.

Baca juga: 30 Warga Binaan Rutan Magetan Ikuti Program Kejar Paket B dan C

"Ini sudah didaftarkan di HAKI (Hak Kekayaan Intelektual)," kata Priyo, Sabtu (19/10/2024).

Ia mengatakan dengan jalannya waktu, pembuatan batik di lapas tak maksimal karena warga binaan yang memiliki keahlian batik sudah bebas. Hingga akhirnya pada tahun 2022, pembuatan batik diinisiasi oleh petugas lapas yang mengajarkan pembuatan batik ke para warga binaan.

"Jadi kalo dulu inisiatif dari warga binaan, yang sekarang petugas lapasnya yang mengajari karena bukan hanya pemberdayaan, tapi bisa jadi bekal keahlian jika para napi ini bebas," kata dia.

Hingga akhirnya pada Juli 2023 lahirlah Batik Jeruji yang dibuat oleh 15 warga binaan Lapas Banyuwangi.

Saat ini sudah ada tujuh motif batik yang dibuat dari dalam lapas Banyuwangi yakni Gandrung Jeruji, Blue Fire Kayu Mati Jeruji, Jenon Wayang Jeruji, Sekar Jagat Wayang Jeruji, Bunga Kopi Jeruji, Blue Fire Wayang Jeruji, dan Jenon Seblang Jeruji .

"Tujuh motif tersebut juga sudah didaftarkan ke HAKI dan target kami sampai akhir 2024 ada 10 motif yang terdaftar di HAKI," kata Priyo.

Baca juga: Tidak Hanya Siswa Sekolah, Warga Binaan Lapas Kelas I Malang Juga Ikut Kegiatan MPLS

Kasi Kegiatan Kerja (Kasi Giatja) Priyo Asmanto saat menunjukkan Batik Jeruji karya warga Binaan Lapas BanyuwangiKOMPAS.com/RACHMAWATI Kasi Kegiatan Kerja (Kasi Giatja) Priyo Asmanto saat menunjukkan Batik Jeruji karya warga Binaan Lapas Banyuwangi
Tak seperti batik-batik tradisional lainnya, Batik Jeruji menggunakan warna-warna yang lebih berani dan mengeksplorasi motif kearifan lokal daerah yang lebih luas.

"Tidak hanya motif yang terinspirasi dari Banyuwangi, tapi juga kearifan lokal lain. Seperti gambar wayang. Tapi selalu ada motif khas yang kamu sertakan," tambah dia.

Hasil batik warga binaan Lapas Banyuwangi dijual secara offline di galeri lapas serta melalui media sosial Instagram galeryosing_paswangi. Dari 900 warga binaan, hanya 15 orang yang fokus mengerjakan Batik Jeruji.

"Alhamdulilah selalu ada pesanan. Kami pernah mengerjakan 400 pesanan dari PIPAS (Paguyuban Ibu-Ibu Pemasyarakatan)," kata dia.

PIPAS merupakan organisasi yang berada di bawah Kementerian Hukum dan HAM.

Halaman:


Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau