Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidak Hanya Siswa Sekolah, Warga Binaan Lapas Kelas I Malang Juga Ikut Kegiatan MPLS

Kompas.com, 18 Juli 2024, 16:06 WIB
Nugraha Perdana,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) juga terjadi di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Malang.

Sebanyak 57 warga binaan terdaftar sebagai siswa baru pendidikan kesetaraan kejar paket A, B dan C.

Kepala Kelas I Malang, Ketut Akbar Herry Achjar mengatakan, kegiatan MPLS ini merupakan bagian dari persiapan menyambut tahun ajaran baru 2024/2025.

Tujuannya, memperkenalkan lingkungan sekolah di dalam lapas dan mempersiapkan siswa baru menghadapi proses belajar mengajar.

Baca juga: MPLS di Kota Yogya, Sekolah Dilarang Bebani Siswa dengan Benda yang Sulit Didapat

"Dalam kegiatan tersebut, peserta diperkenalkan dengan tata tertib, fasilitas pendidikan, serta berbagai program dan kegiatan yang akan mereka jalani selama menempuh pendidikan di lapas Malang," kata Herry, Kamis (18/7/2024).

Diketahui, dari 57 siswa tersebut, terdapat 4 siswa yang mengikuti pendidikan kesetaraan paket A, 23 siswa untuk paket B, dan 30 siswa untuk paket C.

Jumlah 57 siswa baru tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yang kurang dari 40 siswa.

"Pendidikan kesetaraan ini memberikan kesempatan kepada warga binaan untuk memperoleh pendidikan yang setara dengan pendidikan formal di luar lapas."

"Sehingga mereka dapat meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan yang bermanfaat untuk masa depan mereka setelah bebas nanti," ungkapnya.

Dalam kegiatan MPLS, warga binaan mengikuti berbagai kegiatan seperti pengenalan lingkungan sekolah, sosialisasi tata tertib, serta berbagai sesi motivasi dan inspirasi untuk meningkatkan semangat belajar mereka.

Baca juga: Pj Gubernur Jabar Minta Sekolah Antisipasi Perundungan Saat MPLS

Herry menyampaikan bahwa pendidikan penting bagi warga binaan sebagai bekal mereka kembali ke masyarakat.

"Pendidikan adalah hak setiap individu, termasuk warga binaan."

"Melalui program pendidikan kesetaraan ini, kami berharap dapat memberikan mereka kesempatan untuk belajar dan berkembang, sehingga mereka dapat berkontribusi positif ketika kembali ke masyarakat," jelasnya.

Diharapkan, kegiatan MPLS ini dapat memberikan dorongan positif bagi para siswa baru untuk memulai perjalanan pendidikan mereka dengan semangat dan tekad yang kuat.

Dengan terlaksananya kegiatan MPLS ini, kegiatan pendidikan setara dasar (KPSD) Lapas Malang siap memulai tahun ajaran baru 2024/2025 dengan semangat baru, pendidikan bermutu, dan membantu warga binaan mencapai masa depan lebih baik.

Rencananya, kegiatan belajar mengajar akan efektif dilakukan pada minggu depan yakni 22 Juli 2024.

Pihak KPSD Lapas Malang juga akan merampungkan persyaratan administrasi data siswa baru untuk segera diserahkan ke Dinas Pendidikan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau