Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Debat Perdana Pilkada Jatim 2024, Ada 6 Aspek Penting Dibahas Berkaitan dengan Kebutuhan Dasar Masyarakat

Kompas.com, 18 Oktober 2024, 07:16 WIB
Ghinan Salman,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Debat perdana pemilihan Gubernur Jawa Timur dalam Pilkada Jatim 2024 akan berlangsung di Graha Universitas Negeri Surabaya pada Jumat (18/10/2024) pukul 19.30 WIB. 

Debat ini akan mengangkat tema "Transformasi Sosial dan Peningkatan Produktivitas Sumber Daya Lokal untuk Kesejahteraan Masyarakat Jawa Timur".

Komisioner KPU Jatim Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat, Nur Salam, mengatakan, tema debat perdana itu mencakup enam poin utama.

"Semua poin ini berkaitan dengan kebutuhan dasar masyarakat Jawa Timur. Ada 6 poin sesuai tema besarnya," kata Nur Salam di Surabaya, Kamis (17/10/2024).

Baca juga: Debat Perdana Pilkada Jatim 2024: Paslon Wajib Kenakan Pakaian Adat, Pendukung Tak Diwajibkan karena Terbebani Anggaran

Nur Salam menjelaskan, tema debat ini dirancang untuk mencakup enam aspek penting, yakni meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memajukan daerah, dan meningkatkan pelayanan publik.

Kemudian menyelesaikan masalah daerah, menyelaraskan pembangunan daerah dengan pusat, serta memperkokoh kesatuan NKRI dan kebangsaan.

"Debat ini akan mengangkat tema Transformasi Sosial dan Peningkatan Produktivitas Sumber Daya Lokal untuk Kesejahteraan Masyarakat Jawa Timur," kata Nur Salam.

Keenam poin tersebut telah dirumuskan secara rinci oleh tim perumus yang ditunjuk oleh KPU Jatim, yang terdiri dari tujuh para panelis ahli.

"Itu nanti dirumuskan secara detail oleh tim perumus yang terdiri dari para panelis," ujar dia.

Debat publik ini akan menghadirkan tujuh panelis dari kalangan akademisi dengan berbagai bidang keahlian.

Baca juga: Persiapan Luluk-Lukman Jelang Debat Perdana Pilkada Jatim, Makan dan Tidur Cukup

Para panelis yang akan berpartisipasi adalah Prof Achmad Muhibin Zuhri, Ahli Pendidikan Agama dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya, dan Prof Muhammad Syarif, Ahli Manajemen dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trunojoyo Madura.

Kemudian, Adhitya Wardhono, Ahli Ekonomi Pembangunan dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember dan Sasongko Budisusetyo, Ahli Akuntansi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hayam Wuruk Perbanas Surabaya.

Selanjutnya, Ahmad Imron Rozuli, Ahli Sosiologi Ekonomi dan Kelembagaan dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya dan Hidayatullah, Ahli Kesehatan dari Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ma'arif Hasyim Latif Sidoarjo.

Terakhir, Rina Wahyu Setyaningrum, Ahli Pendidikan Bahasa dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.

"Para panelis juga telah menandatangani pakta integritas," kata Nur Salam.

Ia juga menyebutkan bahwa format debat kali ini berbeda dari Pilgub Jatim sebelumnya, karena jumlah kandidat yang bertambah menjadi tiga paslon.

Baca juga: Khofifah Siap Tampil Prima dalam Debat Perdana Pilkada Jatim 2024 Malam Ini

Namun, Nur Salam masih merahasiakan teknis debat agar menjadi kejutan bagi masyarakat di Jawa Timur yang menonton forum debat terbuka para kandidat paslon Pilkada Jatim 2024.

Debat perdana ini akan disiarkan langsung oleh di dua stasiun televisi yakni Kompas TV dan TVRI dan dapat diakses oleh seluruh masyarakat Jawa Timur.

Debat akan diikuti oleh 3 pasangan calon yang berlaga di Pilkada Jatim. Mereka adalah, pasangan nomor urut 01 Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim diusung partai tunggal yakni PKB. 

Pasangan petahana nomor urut 02 Khofifah Indar Parawansa-Emil Elistianto Dardak yang diusung koalisi 15 partai politik.

Parpol tersebut yakni PSI, Nasdem, Partai Demokrat, Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Perindo, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), PKS, PBB, Partai Garuda, Partai Buruh, Partai Gelora, Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) dan Partai Prima. 

Terakhir, pasangan nomor urut 03 Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta yang diusung PDI-Perjuangan dan Partai Hanura.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Baca tentang


Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau