KOMPAS.com - Calon Bupati Pamekasan, Jawa Timur, Kholilurrahman, blusukan ke Pasar 17 Agustus Pamekasan pada hari pertama kampanye, Kamis (26/9/2024).
Di pasar tersebut, Kholilurrahman menyapa dan berdialog dengan sejumlah pedagang seperti pedagang ikan, pedagang sayur dan pedagang batik.
Pedagang batik paling banyak berdialog dengan mantan bupati periode 2008-2013 ini.
Mereka meminta nasib perajin dan pedagang batik di Pamekasan mendapat perhatian serius dari pemerintah seperti saat Kholilurrahman menjabat.
Baca juga: Hadiri Deklarasi Bakal Calon Pilkada, 5 Kades di Bangkalan Diperiksa Bawaslu Pamekasan
"Dulu waktu Kiai Kholilurrahman jadi bupati, perajin batik dan pedagang batik sejahtera. Bahkan pemasaran batik sampai ke luar negeri," kata Sutina, pedagang batik asal Keluarahan Kowel, Pamekasan.
Di lapak penjual ikan, Kholilurrahman diminta memperbaiki lapak-lapak mereka. Sebab, saat musim hujan kondisi lapak pedagang terkena hujan dan los khusus pedagang ikan becek dan berlumpur.
"Los kami sering kena banjir, becek dan berlumpur. Jadi kami minta jika Kiai Kholilurrahman terpilih, pasar ini diperbaiki," ungkap Fatimah, pedagang ikan.
Di pasar tersebut, Kholilurrahman melihat penanganan sampah sangat memprihatinkan. Bahkan kondisi di dalam pasar sangat kumuh. Toilet pasar jorok, tempat ibadah juga kotor.
Ia pun mengungkapkan rencananya bersama sang wakil, Sukriyanto, jika mememangi Pilkada Pamekasan 2024. Pasangan dengan sebutan Kharisma ini akan memperbaiki pasar tradisional.
"Perbaikan pasar tradisional jadi salah satu program kami. Sebab di pasar itu, masyarakat mengelola perekonomiannya."
Baca juga: Naik Becak, Bakir-Taufadi Jadi Bakal Paslon Terakhir di KPU Pamekasan
"Kalau pasarnya sehat, bersih maka akan meningkatkan gairah perekonomian," kata Kholilurrahman.
Mantan anggota DPR RI ini menambahkan, seluruh pasar di Pamekasan tidak boleh kumuh. Fasilitas umum yang ada harus bisa difungsikan dengan baik. Seperti toilet, jangan sampai airnya mampet sehingga jorok.
Terkait peningkatan pedagang dan perajin batik, Kholilurrahman menegaskan bahwa persoalan batik harus dapat perhatian pemerintah. Terutama di sektor pemasarannya.
Dulu, seluruh siswa, pegawai negeri dan swasta, wajib berseragam batik khas Pamekasan. Setiap ada tamu datang ke Pamekasan, diajak ke sentra batik.
"Kalau ada pameran pembangunan di mana-mana, perdagang difasilitasi oleh pemerintah. Pemerintah juga rajin bikin event agar pedagang bisa buka lapak," ujarnya.