Salin Artikel

Pedagang di Pamekasan Minta Paslon Kharisma Angkat Nasib Perajin Batik

Di pasar tersebut, Kholilurrahman menyapa dan berdialog dengan sejumlah pedagang seperti pedagang ikan, pedagang sayur dan pedagang batik. 

Pedagang batik paling banyak berdialog dengan mantan bupati periode 2008-2013 ini.

Mereka meminta nasib perajin dan pedagang batik di Pamekasan mendapat perhatian serius dari pemerintah seperti saat Kholilurrahman menjabat. 

"Dulu waktu Kiai Kholilurrahman jadi bupati, perajin batik dan pedagang batik sejahtera. Bahkan pemasaran batik sampai ke luar negeri," kata Sutina, pedagang batik asal Keluarahan Kowel, Pamekasan.

Di lapak penjual ikan, Kholilurrahman diminta memperbaiki lapak-lapak mereka. Sebab, saat musim hujan kondisi lapak pedagang terkena hujan dan los khusus pedagang ikan becek dan berlumpur. 

"Los kami sering kena banjir, becek dan berlumpur. Jadi kami minta jika Kiai Kholilurrahman terpilih, pasar ini diperbaiki," ungkap Fatimah, pedagang ikan. 

Di pasar tersebut, Kholilurrahman melihat penanganan sampah sangat memprihatinkan. Bahkan kondisi di dalam pasar sangat kumuh. Toilet pasar jorok, tempat ibadah juga kotor. 

Ia pun mengungkapkan rencananya bersama sang wakil, Sukriyanto, jika mememangi Pilkada Pamekasan 2024. Pasangan dengan sebutan Kharisma ini akan memperbaiki pasar tradisional.

"Perbaikan pasar tradisional jadi salah satu program kami. Sebab di pasar itu, masyarakat mengelola perekonomiannya."

"Kalau pasarnya sehat, bersih maka akan meningkatkan gairah perekonomian," kata Kholilurrahman. 

Mantan anggota DPR RI ini menambahkan, seluruh pasar di Pamekasan tidak boleh kumuh. Fasilitas umum yang ada harus bisa difungsikan dengan baik. Seperti toilet, jangan sampai airnya mampet sehingga jorok. 

Terkait peningkatan pedagang dan perajin batik, Kholilurrahman menegaskan bahwa persoalan batik harus dapat perhatian pemerintah. Terutama di sektor pemasarannya.

Dulu, seluruh siswa, pegawai negeri dan swasta, wajib berseragam batik khas Pamekasan. Setiap ada tamu datang ke Pamekasan, diajak ke sentra batik. 

"Kalau ada pameran pembangunan di mana-mana, perdagang difasilitasi oleh pemerintah. Pemerintah juga rajin bikin event agar pedagang bisa buka lapak," ujarnya. 

Menurut Kholil, yang tak kalah penting bagi perajin dan pedagang batik, pemasarannya jangan hanya mengandalkan model tradisional. Tetapi sudah berbasis digital. 

"Pedagang perlu diberi pendidikan dan pelatihan digital marketing. Pemerintah yang harus mendampingi," ungkapnya. 

Sementara itu, 2 pasangan calon lainnya, yakni Paslon Fattah Jasin dan Muhammad Mujahid Ansori (Tauhid) dan Paslon Bakiruddin-Taufadi (Berbakti), hari ini tidak melakukan kampanye. 

"Hari ini kosong agenda. Hanya datang ke posko pemenangan," kata juru bicara Paslon Berbakti, Esa Arif. 

Sedangkan Paslon Tauhid, hari ini hanya bertemu dengan relawan di posko pemenangnya. 

"Bertemu relawan di posko dan ada rencana berkunjung ke salah satu tokoh," ujar Wawan, juru bicara Paslon Tauhid.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/09/26/134742378/pedagang-di-pamekasan-minta-paslon-kharisma-angkat-nasib-perajin-batik

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com