Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Dua Pasangan Calon Bupati-Wakil Bupati dalam Pilkada Tuban 2024

Kompas.com, 23 September 2024, 14:10 WIB
Hamim,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pelaksanaan pemilihan kepala daerah Kabupaten Tuban 2024 resmi diikuti dua pasangan calon bupati dan wakil bupati. Mereka akan memperebutkan suara rakyat Tuban, Jawa Timur. 

Dua pasangan calon yang telah ditetapkan KPU Tuban pada Pilkada Tuban 2024 ini adalah pasangan Aditya Halindra Faridzky-Joko Sarwono dan Riyadi-Wafi Abdul Rosyid.

Berikut profil singkat dua pasangan calon bupati-wakil bupati yang akan bertarung dalam Pilkada Tuban 2024.

Pasangan Aditya Halindra Faridzky - Joko Sarwono

Pasangan Aditya Halindra Faridzky - Joko Sarwono, didampingi pimpinan partai politik pendukung memberikan keterangan pers usai menyerahkan kelengkapan berkas pendaftaran pasangan bakal calon bupati dan wakil bupati Kabupaten Tuban, pada Pilkada serentak 2024. Kamis (29/8/2024)KOMPAS.COM/HAMIM Pasangan Aditya Halindra Faridzky - Joko Sarwono, didampingi pimpinan partai politik pendukung memberikan keterangan pers usai menyerahkan kelengkapan berkas pendaftaran pasangan bakal calon bupati dan wakil bupati Kabupaten Tuban, pada Pilkada serentak 2024. Kamis (29/8/2024)

Sosok Aditya Halindra Faridsky merupakan putra mantan Bupati Tuban tiga periode, Haeny Relawati, yang lahir di Surabaya, 15 April 1982.

Aditya Halindra Faridzky menamatkan pendidikan mulai dari SD hingga SMP di Kabupaten Tuban, kemudian melanjutkan sekolah di SMA Taruna Nusantara.

Setelah lulus SMA Taruna Nusantara, Aditya Halindra Faridzky melanjutkan kuliah S-1 di Universitas Airlangga Surabaya.

Aditya Halindra Faridzky mengikuti jejak ibunya menjadi politisi di partai Golkar dan sempat menjadi anggota DPRD Jawa Timur dan mengundurkan diri untuk maju dalam Pilkada Tuban 2019.

Baca juga: Pilkada Tuban, Lindra-Joko Ancam Para Pesaingnya

Pada Pilkada 2019, Aditya Halindra Faridzky yang berpasangan dengan Riyadi terpilih menjadi bupati dan wakil bupati Tuban periode 2019 - 2024.

Sementara pada Pilkada 2024 ini, Aditya Halindra Faridzky mengandeng seorang birokrat bernama Joko Sarwono menjadi wakilnya.

Joko Sarwono diketahui lahir di Tuban, 26 April 1966. Ia merupakan alumni Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) Malang dan menyelesaikan gelar Sarjana S-1 di Institut Ilmu Pemerintahan Jakarta.

Selama ini Joko Sarwono meniti karier sebagai aparatur sipil negera (ASN) dengan jabatan terakhir sebagai Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Tuban.

Pasangan Calon Riyadi - Wafi Abdul Rosyid

Pasangan Riyadi - Wafi Abdul Rosyid saat mendaftar di Kantor KPU Tuban sebagai calon bupati dan wakil bupati pada Pilkada 2024. Kamis (29/8/2024)KOMPAS.COM/HAMIM Pasangan Riyadi - Wafi Abdul Rosyid saat mendaftar di Kantor KPU Tuban sebagai calon bupati dan wakil bupati pada Pilkada 2024. Kamis (29/8/2024)

Sosok Riyadi merupakan wakil bupati terpilih periode 2019 - 2024 yang lahir pada 27 November1971 di Desa Maibit, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban.

Riyadi menamatkan jenjang pendidikan dasar di SD Negeri Maibit dan SMP Negeri Rengel, kemudian melanjutkan sekolah lanjutan tingkat atas di SMT Pertanian. 

Selanjutnya, Riyadi kuliah S-1 di Fakultas Hukum Universitas Sunan Bonang, Tuban dan S-2 di Universitas Airlangga Surabaya.

Riyadi yang merupakan anak seorang petani desa tersebut memiliki usaha dari menampung hasil pertanian di Kabupaten Tuban. 

Sebelum terpilih menjadi wakil bupati, Riyadi sempat menjabat sebagai Kepala Desa Maibit dan kini aktif terjun di dunia politik sebagai Ketua DPD Partai Nasdem Kabupaten Tuban.

Pada Pilkada 2024 ini, Riyadi memilih maju calon bupati dengan menggandeng pendakwah muda, Wafi Abdul Rosyid (Gus Wafi).

Baca juga: Pilkada Tuban, PKB Pilih Usung Kader Partai Lain meski Bisa Mencalonkan Sendiri

Sosok Wafi Abdul Rosyid merupakan putra KH Ahmad Muhammad Ainul Yaqin, Pengasuh Pondok Pesantren Islahiyyah Al Ghozaliyyah Kingking, Kabupaten Tuban. 

Wafi Abdul Rosyid yang lahir di Tuban pada 29 Agustus 1996 adalah seorang pendakwah muda yang aktif menjadi imam di sejumlah masjid di Tuban.

Alumni Pondok Pesantren Al Anwar Sarang, Rembang tersebut diketahui pernah bekerja sambil belajar memperdalam ilmu keagamaannya di Istambul, Turki. 

Dalam kesehariannya Santri Ulama Terkenal KH Bahauddin Nursalim alias Gus Baha ini aktif menjadi guru di pondok pesantren milik keluarganya.

Wafi Abdul Rosyid yang merupakan seorang hafidz quran ini sempat menangis saat dipinang Riyadi untuk mendampinginya maju sebagai cabup dan cawabup dalam Pilkada Tuban 2024.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Gerai Koperasi Merah Putih Dibangun di Lahan Produktif, Aktivis Lingkungan Bersuara
Gerai Koperasi Merah Putih Dibangun di Lahan Produktif, Aktivis Lingkungan Bersuara
Surabaya
Maling Sapi Tewas Ditembak Aparat di Bangkalan
Maling Sapi Tewas Ditembak Aparat di Bangkalan
Surabaya
Posko Bangkalan Berbagi Segera Kirim Seragam Sekolah, Baju Baru hingga Sembako untuk Bencana Aceh
Posko Bangkalan Berbagi Segera Kirim Seragam Sekolah, Baju Baru hingga Sembako untuk Bencana Aceh
Surabaya
Kuliah Sambil Jadi Kurir Paket, Gibran Harus Pandai Bagi Waktu dan Rendahkan Ego
Kuliah Sambil Jadi Kurir Paket, Gibran Harus Pandai Bagi Waktu dan Rendahkan Ego
Surabaya
Jadi Kurir Paket, Hamdan Kerap Bantu Pelanggan supaya Tak Tertipu Pesanan Palsu
Jadi Kurir Paket, Hamdan Kerap Bantu Pelanggan supaya Tak Tertipu Pesanan Palsu
Surabaya
Kisah Mahasiswa di Surabaya Kerja Sampingan Jadi Kurir Makanan demi Uang Kuliah
Kisah Mahasiswa di Surabaya Kerja Sampingan Jadi Kurir Makanan demi Uang Kuliah
Surabaya
Dua Pelaku Pemalakan di Pantai Bangsring Banyuwangi Beraksi Sejak 2023
Dua Pelaku Pemalakan di Pantai Bangsring Banyuwangi Beraksi Sejak 2023
Surabaya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau