Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa SMA di Surabaya Gegar Otak Usai Dikeroyok Kakak Kelas akibat Bercanda Logo Silat

Kompas.com, 13 September 2024, 18:31 WIB
Andhi Dwi Setiawan,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang siswa kelas 11 SMA swasta di Surabaya menderita gegar otak karena dianiaya kakak kelasnya. Tindakan tersebut diduga candaan logo perguruan silat.

Ibu korban, Yuliana Hutabarat warga Kecamatan Siwalankerto, Surabaya, mengatakan, peristiwa pengeroyokan tersebut dialami anak semata wayangnya, yakni ALF (17).

"Awalnya dari teman sekelas candaan dengan anak saya, terus anak saya balas dengan candaan juga, nah itu jadi permasalahan,” kata Yuliana ketika ditemui di rumahnya, Jumat (13/9/2024).

Baca juga: 9 Pesilat PSHT Keroyok Seorang Remaja di Malang hingga Koma

Yuliana mengungkapkan, buah hatinya tersebut bersama temannya bercanda logo perguruan silat di kaos temannya. Ketika itu, dia memotret pakaian dan mengirimkan ke rekannya yang lain.

“Bercanda, baju logonya (perguruan silat) difoto sama anak saya, terus dikirim ke temannya. Mungkin temannya mengirim ke kakak kelas (yang beda perguruan silat),” jelasnya.

Kemudian, bocah tersebut tidak masuk sekolah karena alasan diare, Kamis (5/9/2024). Namun, dia diajak temannya untuk cash on delivery (COD) knalpot, sekitar pukul 16.00 WIB.

"Alasannya jemput temannya buat ngambil paketan COD knalpot, ternyata diantar ke rumah kakak kelasnya yang deket, di depan SMPN 57. Jadinya ke rumah kakak kelasnya," ujarnya.

Selanjutnya, korban bertemu dengan tiga orang kakak kelasnya yang sudah menunggu di rumahnya. Selain itu, bocah tersebut juga diminta masuk ke dalam pagar bangunan.

Baca juga: Keroyok 3 Mahasiswa Usai Nonton Konser, 2 Pria di Makassar Ditangkap

"(Anak saya bilang) 'aku minta maaf tapi tetep dipukul, kan bercanda tapi tetap dipukul, ya sudah aku babak belur terus dijambak dan dua kali tak tangkis'," ucapnya, menirukan cerita anaknya.

ALF yang sudah babak belur dinaikkan ke sepeda motor menuju ke kampus swasta di Jalan Brigjen Katamso, Waru, Sidoarjo. Dia kembali dipukuli serta diminta membuat video permintaan maaf.

Yuliana menyebut, anaknya sekarang mengalami trauma berat akibat pengeroyokan. Selain itu, korban juga belum masuk sekolah karena luka dan takut bertemu para pelaku.

"Diagnosa dokter itu pembengkakan pada otak, jadi saya tanya, istilahnya itu gegar otak ringan. (Kata dokter) gak apa itu obatnya diminum bisa sembuh, cuman nanti banyak istirahat dulu," katanya.

Baca juga: Dandim Minta Maaf Anak Buahnya Keroyok 2 Polisi, Pelaku Bakal Jalani Sidang Militer

Sementara itu Kapolsek Wonocolo Kompol M Soleh menyatakan, ketiga pelaku sudah ditangkap dan ditetapkan tersangka. Penyidik juga tengah mendalami kasus pengeroyokan tersebut.

“Proses sidik masih terus berjalan. Kami sudah koordinasi dengan bapas karena pelakunya masih anak-anak. Insyaallah minggu ini berkas sudah selesai dan kami serahkan ke kejaksaan,” kata Soleh.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Maling Sapi Tewas Ditembak Aparat di Bangkalan
Maling Sapi Tewas Ditembak Aparat di Bangkalan
Surabaya
Posko Bangkalan Berbagi Segera Kirim Seragam Sekolah, Baju Baru hingga Sembako untuk Bencana Aceh
Posko Bangkalan Berbagi Segera Kirim Seragam Sekolah, Baju Baru hingga Sembako untuk Bencana Aceh
Surabaya
Kuliah Sambil Jadi Kurir Paket, Gibran Harus Pandai Bagi Waktu dan Rendahkan Ego
Kuliah Sambil Jadi Kurir Paket, Gibran Harus Pandai Bagi Waktu dan Rendahkan Ego
Surabaya
Jadi Kurir Paket, Hamdan Kerap Bantu Pelanggan supaya Tak Tertipu Pesanan Palsu
Jadi Kurir Paket, Hamdan Kerap Bantu Pelanggan supaya Tak Tertipu Pesanan Palsu
Surabaya
Kisah Mahasiswa di Surabaya Kerja Sampingan Jadi Kurir Makanan demi Uang Kuliah
Kisah Mahasiswa di Surabaya Kerja Sampingan Jadi Kurir Makanan demi Uang Kuliah
Surabaya
Dua Pelaku Pemalakan di Pantai Bangsring Banyuwangi Beraksi Sejak 2023
Dua Pelaku Pemalakan di Pantai Bangsring Banyuwangi Beraksi Sejak 2023
Surabaya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau