Kini, krisis air bersih kembali melanda puluhan desa yang berada di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, selama musim kemarau tahun ini.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bangkalan mencatat, setidaknya sudah ada sebanyak 53 desa di Bangkalan yang mengalami kekeringan.
Puluhan desa tersebut membutuhkan pasokan air bersih dan telah mengajukan bantuan air bersih ke Pemerintah Kabupaten Bangkalan.
Sebanyak 53 desa itu tersebar di sembilan kecamatan di Bangkalan, yakni Kecamatan Tanah Merah, Kwanyar, Blega, Konang, Kokop, Geger, Klampis, Sepulu, dan Arosbaya.
Tokoh masyarakat Desa Dupok, Kecamatan Kokop, Kabupaten Bangkalan, Abdul Hakam, mengakui ada 11 desa di Kecamatan Kokop sudah mulai mengalami kekeringan hingga fase kritis.
Baca juga: Krisis Air Bersih di Sumbawa Meluas, Status Darurat Diperpanjang hingga Oktober
Menurut dia, sumur dan sungai juga sudah kering, sehingga masyarakat harus mengambil air ke desa yang belum mengalami kekeringan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Meskipun ada sungai dan sumur bor, sudah kering. Sekalipun ada hanya cukup untuk air minum. Sementara untuk mandi dan kebutuhan lainnya harus ke desa-desa lain," ujar Hakam.
Ia berharap, bantuan yang diberikan Pemerintah tidak hanya berupa air bersih, melainkan sumber air yang bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari, terutama untuk sektor pertanian.
"Harapannya selain bantuan air bersih, mereka ingin memiliki sumber air sendiri yang bisa mencukupi kebutuhan air bersih dan juga bisa mengairi pertanian."
"Karena mayoritas pencaharian masyarakat Bangkalan, khususnya di Kecamatan Kokop adalah petani," ucap dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang