Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembunuhan 2 Anak oleh Ibunya di Kediri, "Trauma Healing" Dimulai

Kompas.com, 10 September 2024, 17:30 WIB
M Agus Fauzul Hakim,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KEDIRI, KOMPAS.com - Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, mulai menggelar terapi trauma atau trauma healing pascaperistiwa pembunuhan dua anak oleh ibu kandungnya.

Pendampingan psikologis itu menyasar masyarakat kawasan lingkaran sosial dari peristiwa tragis yang menimpa BY (14) dan BN (7) warga Kelurahan Manisrenggo, Kecamatan Kediri Kota, pada 3 September 2024 lalu.

Mereka yang mendapat terapi mulai dari lingkaran keluarga korban, para tetangga di lingkungan sekitar, hingga kawan-kawan korban di lembaga pendidikan tempatnya belajarnya.

Baca juga: Ibu Bunuh 2 Anak di Kediri, Polisi Belum Tetapkan Tersangka, Ada Apa?

Kepala DP3AP2KB Arief Cholisudin mengatakan, pelaksanaan trauma healing melibatkan psikolog profesional, kalangan aktivis anak, hingga akademisi.

Trauma healing dilakukan mulai dari tanggal 5-30 September,” ujar Arief Cholisudin di Kediri, Selasa (10/9/2024).

Cholis menambahkan, kegiatan itu sebagai upaya dalam pemulihan kesehatan mental bagi warga yang terdampak peristiwa tragis di Kelurahan Manisrenggo itu.

Di samping itu, juga untuk memberikan penghargaan, perlindungan, dan pemenuhan hak anak yang kelak akan menjadi generasi penerus bangsa.

“Kegiatan ini sangat penting, karena siswa pasti punya memori terhadap BY. Untuk itu, Pemkot Kediri hadir di tengah-tengah orang terdekat korban, untuk memberikan pendampingan. Agar para teman bisa mengatur memori terhadap korban, kalau melupakan tidak bisa,” lanjut dia.

Selepas kegiatan trauma healing Pemkot juga masih akan menindaklanjutinya dengan kegiatan penunjang lainnya, yakni pemantauan kondisi lingkungan.

Baca juga: Ibu Bunuh 2 Anak Kandung di Kediri, Ketua RT Berbagi Cerita

“Dari sisi teman-teman wilayah, seperti camat, lurah, dan Satgas PPA, terus memantau kondisi lingkungan."

"Kalau ada hal-hal yang kurang pas bisa disampaikan ke kami, nanti kami tindaklanjuti,” ujar dia.

Dengan serangkaian penanganan tersebut diharapkan dapat menekan dampak traumatis yang timbul serta memberikan gambaran kepada kalangan terdampak, agar bisa mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

“Menjadi pembelajaran bersama bagaimana mengatasi permasalahan yang kaitannya dengan mental kalau tidak kita antisipasi dari awal dikhawatirkan terjadi hal yang tidak diinginkan,” catus dia.

Ada pun bentuk kegiatan yang diberikan, di antaranya konseling oleh psikolog klinis, sosialisasi trauma healing, edukasi trauma healing, edukasi materi klasikal, serta parenting trauma healing.

Baca juga: Dua Bocah di Kediri Tewas Dibunuh Ibu Kandungnya

Sebelumnya diberitakan, warga Kelurahan Manisrenggo dikejutkan dengan peristiwa pembunuhan dua bocah oleh ibu kandungnya sendiri.

Pelaku NH melakukan aksinya saat bocah berinisial BL yang masih duduk kelas 2 SMP serta BN (7) yang duduk di bangku kelas 1 SD itu tengah tertidur. 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau