MAGETAN, KOMPAS.com - Polres Magetan, Jawa Timur menetapkan M, terduga pelaku penganiayaan terhadap santri perempuan yang masih anak-anak sebagai tersangka.
Kasi Humas Polres Magetan, Iptu Agus Riyanto, mengatakan M resmi menjadi tersangka pada Jumat (6/9/2024).
“Hasil dari gelar perkara pada hari Jumat kemarin, inisial (M) yang semula menjadi saksi sudah ditetapkan menjadi tersangka,” ujarnya melalu pesan singkat Sabtu (7/9/2024).
Agus Riyanto menambahkan, saat ini Polres Magetan masih melakukan pendalaman dengan memanggil sejumlah saksi dalam kasus ini.
Baca juga: Jadi Tersangka Pengadaan Mobil Siaga Desa di Bojonegoro, ASN di Magetan Dipecat
Selain memukul dengan selang dan baja ringan, M juga membotaki kepala korban.
“Ini masih terus dilakukan pemanggilan-pemanggilan dan itu teknis kerja intern yang dilakukan oleh Reskrim,” imbuhnya.
Sementara Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Magetan Miftahudin mengungkapkan, korban mengalami trauma.
Menurutnya, dari hasil pendampingan petugas, korban ketakutan jika bertemu orang asing.
“Masih trauma ketakutan berlebihan. Kalau ketemu orang asing dia menangis ketakutan,” ujarnya.
Dari pengakuan korban, selain dipukul dengan menggunakan selang, korban juga mengaku dibotaki kepalanya serta dipukul pada bagian paha dengan menggunakan baja ringan.
Baca juga: Diduga Dianiaya Anak Pemilik Panti di Magetan, Santri di Bawah Umur Trauma
“Sampai sekarang kepalanya masih botak karena oleh pelaku dibotaki. Korban juga mendapat kekerasan dengan dipukul pakai selang serat dipukul dengan menggunakan baja ringan pada bagian paha,” imbuh Miftahudin.
Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, Dinas KB kabupaten Magetan saat ini memidahkan sejumlah penghuni panti ke sebuah panti asuhan yang lebih aman untuk mengantisipasi trauma pada sebagian penghuni.
“Selain korban ini, ada 5 anak yang jadi saksi yang dimungkinkan jadi korban. Kita akhirnya titipkan di salah satu panti asuhan yang aman karena kita belum punya rumah aman,” ucap Miftahudin.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang