Editor
KOMPAS.com - Berenang di kolam desa wisata, dua bocah berinisial SFA (7) dan RM (8) di Magetan, Jawa Timur (Jatim), tenggelam dan satu orang tewas, Selasa (3/9/2024).
Kejadian itu pun membuat terkejut warga Desa Ngiliran, Kecamatan Panekan. Pasalnya, pemerintah desa setempat mengaku sudah mengeluarkan larangan berenang di kolam yang sedang dalam renovasi tersebut.
Namun, dari penyelidikan polisi, di lokasi tidak terpasang papan peringatan karena sedang proses renovasi.
Baca juga: 2 Bocah di Magetan Tenggelam di Kolam Renang Wisata Desa, 1 Tewas
“Dulu sempat dilarang, tapi karena proses direhab larangan itu tidak terpasang,” ucap Kepala Polsek Panekan AKP Iin Pelangi, melalui pesan singkat, Selasa.
Iin melanjutkan, orangtua kedua korban syok mendengar kabar tersebut. Pasalnya, menurut orangtua korban, kedua bocah malang itu disebut sudah bisa berenang.
Berdasar keterangan itu, kata Iin, pihaknya akan melakukan pendalaman untuk mencari penyebab pasti kematian korban. Sementara kolam sedalam 1,3 meter itu merupakan kolam renang wisata desa setempat.
Baca juga: Cerita Pemilik Kos Temukan Kolam Lobster di Kamar Penyewa, Pelaku Tidak Bayar 2 Bulan dan Hilang
"Kedua korban ini informasinya bisa berenang, kami akan mendalami lagi penyebab keduanya tenggelam,” tegasnya.
Ilustrasi tenggelam. Bocah di Maluku jatuh ke laut saat naik KM Sabuk Nusantara 106, Sabtu (24/2/2024). Korban ditemukan meninggal.Seperti diberitakan sebelumnya, kejadian itu terjadi sekitar pukul 14.00 Wib. Saat itu salah satu warga setempat bernama Suparman mendapat laporan istrinya yang mendengar dua anak yang berenang di kolam itu.
Baca juga: 2 Bocah di Kediri Dibunuh Ibu Kandung, Ada Luka Benda Tajam di Kepala
Lalu istri Suparman mengaku tidak lagi mendengar ada suara dari kolam itu. Suparman pun segera pergi ke kolam dan memastikan kondisi kedua korban.
“Jadi istri saksi ini curiga suara anak-anak tidak lagi terdengar. Ketika menyuruh suaminya melihat ke kolam yang dipagar bata keduanya sudah ditemukan megambang,” tulis Iin melalui pesan singkat, Selasa (3/9/2024) kemarin.
Saat itu saksi melihat satu dari korban masih bisa terbatuk-batuk saat ditolong. Keduanya kemudian dilarikan ke Puskesmas Panekan.
“Kejadiannya sekitar pukul 14.00 WIB. Korban atas nama SFA sudah meninggal dunia ketika ditemukan. Sementara korban RM masih hidup dan dirujuk ke RSUD dr Sayidiman," katanya.
(Penulis: Sukoco | Editor: Glori K. Wadrianto)
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang