Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Air Surut, Petani Ngawi Pakai Areal Waduk Jadi Lahan Pertanian

Kompas.com, 4 September 2024, 07:39 WIB
Sukoco,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

NGAWI, KOMPAS.com – Petani di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur memanfaatkan surutnya debit air di sejumlah waduk untuk dijadikan lahan pertanian.

Kepala Bidang Ketahanan Pangan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Ngawi, M. Hasan Zunairi mengatakan, menyusutnya debit air di Waduk Bendo, Waduk Pondok, dan Waduk Sangiran dimanfaatkan oleh petani untuk bertanam padi di area waduk yang tak tergenang air.

Pemanfaatan area waduk yang mengering menambah luasan lahan tanaman padi sekitar 700 hektar.

“Penambahan lahan tanaman terjadi di sekitar Waduk Bendo, Pondok, dan Sangiran di mana masyarakat memanfaatkan lahan waduk yang mengering pada musim kemarau untuk bercocok tanam,” ujar dia saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (4/9/2024).

Baca juga: BPBD: 4 Wilayah di Bekasi Berpotensi Mengalami Kekeringan

Hasan menambahkan, musim tanam kedua di musim kemarau kali ini Pemkab Ngawi menargetkan luas lahan tanaman padi sekitar 39.000 hektar.

Saat ini, tercatat luasan lahan tanaman padi petani mencapai 36.000 hektar dari target yang ditentukan.

Meski tak terlalu banyak menambah luasan lahan tanaman padi, namun pemanfaatan area waduk menambah luasan lahan pertanian.

“Targetnya di musim tanam baru terealisasi 36.000 hektar, meski profitasnya kurang dari lima ton per hektar minimal ada penambahan hasil padi di luar baku luas lahan pertanian yang ada,” imbuh dia.

Pemanfaatan area waduk yang mengering karena menyusutnya debit air, menurut Hasan, tidak memengaruhi pengairan bagi lahan pertanian yang berada di bawah aliran waduk.

Baca juga: 3 Bulan Bolak-Balik Sungai Imbas Kekeringan, Warga Cianjur Mengharapkan Sumur Bor

Di musim kemarau seperti ini lahan petanian yang dialiri waduk juga berkurang karena sebagian petani memilih menanam komoditas lain seperti jagung dan tembakau.

“Debit air waduk tentu berkurang, namun pemanfaatan area waduk tidak memengaruhi irigasi sawah karena sebagian petani juga mengganti varietas tanaman padi menjadi tembakau,” ucap dia.

Sarju, salah satu petani yang memanfaatkan area Waduk Bendo mengatakan, sejumlah petani memanfaatkan bagian waduk yang mengering untuk bertanam padi maupun jagung.

Pemanfaatan area waduk yang mengering biasanya dilakukan pada pertengahan musim kemarau di mana air waduk menyusut cukup rendah.

“Paling sekali tanam karena air waduk menyusut dan dasar waduk yang agak dangkal bisa ditanami. Lumayan untuk menambah penghasilan karena sebagian lahan petani mengering,” kata dia lagi.

Hasan mengatakan, hasil produksi padi di Kabupaten Ngawi dipastikan masih stabil tahun ini meski badai La Nina dan El Nino terjadi.

Baca juga: 20 Dusun di Lamongan Kekeringan, BPBD Salurkan 375.000 Liter Air Bersih

Rata-rata hasil produksi padi petani di Kabupaten Ngawi mencapai lebih dari 800.000 ton gabah kering panen setiap tahun.

“Kalau target dari pemerintah pusat seluruh Indonesia itu satu juta hektar dan di-breakdown ke kabupaten-kabupaten."

"Kalau kurang dari itu jelas beras impor. Nah kebetulan Kabupaten Ngawi ini selalu memenuhi target dan bisa menutup kekurangan beberapa kabupaten yang tidak memenuhi,” ungkap dia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau