Kepala Bidang Ketahanan Pangan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Ngawi, M. Hasan Zunairi mengatakan, menyusutnya debit air di Waduk Bendo, Waduk Pondok, dan Waduk Sangiran dimanfaatkan oleh petani untuk bertanam padi di area waduk yang tak tergenang air.
Pemanfaatan area waduk yang mengering menambah luasan lahan tanaman padi sekitar 700 hektar.
“Penambahan lahan tanaman terjadi di sekitar Waduk Bendo, Pondok, dan Sangiran di mana masyarakat memanfaatkan lahan waduk yang mengering pada musim kemarau untuk bercocok tanam,” ujar dia saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (4/9/2024).
Hasan menambahkan, musim tanam kedua di musim kemarau kali ini Pemkab Ngawi menargetkan luas lahan tanaman padi sekitar 39.000 hektar.
Saat ini, tercatat luasan lahan tanaman padi petani mencapai 36.000 hektar dari target yang ditentukan.
Meski tak terlalu banyak menambah luasan lahan tanaman padi, namun pemanfaatan area waduk menambah luasan lahan pertanian.
“Targetnya di musim tanam baru terealisasi 36.000 hektar, meski profitasnya kurang dari lima ton per hektar minimal ada penambahan hasil padi di luar baku luas lahan pertanian yang ada,” imbuh dia.
Pemanfaatan area waduk yang mengering karena menyusutnya debit air, menurut Hasan, tidak memengaruhi pengairan bagi lahan pertanian yang berada di bawah aliran waduk.
Di musim kemarau seperti ini lahan petanian yang dialiri waduk juga berkurang karena sebagian petani memilih menanam komoditas lain seperti jagung dan tembakau.
“Debit air waduk tentu berkurang, namun pemanfaatan area waduk tidak memengaruhi irigasi sawah karena sebagian petani juga mengganti varietas tanaman padi menjadi tembakau,” ucap dia.
Sarju, salah satu petani yang memanfaatkan area Waduk Bendo mengatakan, sejumlah petani memanfaatkan bagian waduk yang mengering untuk bertanam padi maupun jagung.
Pemanfaatan area waduk yang mengering biasanya dilakukan pada pertengahan musim kemarau di mana air waduk menyusut cukup rendah.
“Paling sekali tanam karena air waduk menyusut dan dasar waduk yang agak dangkal bisa ditanami. Lumayan untuk menambah penghasilan karena sebagian lahan petani mengering,” kata dia lagi.
Hasan mengatakan, hasil produksi padi di Kabupaten Ngawi dipastikan masih stabil tahun ini meski badai La Nina dan El Nino terjadi.
Rata-rata hasil produksi padi petani di Kabupaten Ngawi mencapai lebih dari 800.000 ton gabah kering panen setiap tahun.
“Kalau target dari pemerintah pusat seluruh Indonesia itu satu juta hektar dan di-breakdown ke kabupaten-kabupaten."
"Kalau kurang dari itu jelas beras impor. Nah kebetulan Kabupaten Ngawi ini selalu memenuhi target dan bisa menutup kekurangan beberapa kabupaten yang tidak memenuhi,” ungkap dia.
https://surabaya.kompas.com/read/2024/09/04/073949678/air-surut-petani-ngawi-pakai-areal-waduk-jadi-lahan-pertanian