Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu Bantah Bustomy Dieksploitasi Ayah Tiri Jadi Pemulung di Bangkalan

Kompas.com, 30 Agustus 2024, 17:04 WIB
Ghinan Salman,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

BANGKALAN, KOMPAS.com - Yazid Al-Bustomy, bocah berusia sembilan tahun yang tinggal di Desa Sukolilo Barat, Kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, diduga dipaksa orangtuanya untuk menjadi pemulung.

Pemaksaan ini terungkap setelah sebelumnya sosok Bustomy tertangkap kamera pembuat konten media sosial, dengan berpakaian lusuh sambil membawa karung. Gambaran itu kemudian menjadi viral.

Namun belakangan, kisah duka Bustomy yang justru terkuak, bahkan hingga Pemerintah melakukan langkah intervensi. 

Baca juga: Bocah 9 Tahun di Bangkalan Dipaksa Ayah Tiri Jadi Pemulung, Pemerintah Turun Tangan

Kisah dugaan eksploitasi terhadap Bustomy oleh ayah tirinya bermula dari perpisahan kedua orangtua kandung Bustomy beberapa tahun silam.

Setelah itu, Bustomy bersama ibu serta ayah tirinya tinggal di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, karena memang mereka adalah warga Lamongan.

Pada tahun 2018, ibu Bustomy, Khusnul Khotimah (29) menikah dengan Moh. Soleh (40) yang merupakan warga Kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur.

Setelah menikah, mereka sempat tinggal di Kabupaten Lamongan, sebelum pada akhir tahun 2021, mereka memutuskan untuk pindah ke Kabupaten Bangkalan, tepatnya di Kecamatan Labang.

Pada saat itulah penderitaan Bustomy dimulai. Bustomy menderita penyakit di saluran pencernaannya, sehingga harus dioperasi.

Mendengar kondisi itu, Pemerintah Bangkalan saat itu berinisiatif untuk membantu Bustomy dengan menanggung biaya operasinya. Meski Bustomy dan keluarganya masih tercatat sebagai warga Lamongan.

Operasi yang dilakukan di RS Dr Soetomo Surabaya itu pun sukses, sehingga Bustomy bisa sembuh dan bisa beraktivitas seperti semula.

Tak sampai di situ, Pemerintah Bangkalan terus mengintervensi kelangsungan hidup Bustomy dan keluarganya, termasuk pendidikan Bustomy.

Bustomy kemudian menempuh pendidikan di salah satu sekolah dasar (SD) di Kecamatan Labang.

Awalnya, semua berjalan lancar. Dalam kesehariannya, Bustomy menempuh pendidikan seperti anak-anak lain seusianya.

Sementara ibunya menjadi pedagang es untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Sedangkan ayah angkatnya bekerja serabutan.

Namun seiring berjalannya waktu, perjalanan hidup Bustomy berubah. Hal itu dikarenakan Bustomy diduga dipaksa oleh ayah tirinya untuk berpura-pura menjadi pemulung demi menarik simpati dan iba dari masyarakat sekitar, sehingga memberikan uang.

Eksploitasi terhadap Bustomy ini diduga sudah terjadi sejak Bustomy berusia delapan tahun atau sudah terjadi sejak tahun 2023 lalu.

Sampai beberapa minggu belakangan, momen Bustomy sedang menggendong karung dengan pakaian lusuh diabadikan konten kreator, diunggah, dan lalu viral di media sosial Instagram.

Ibu dari Bustomy, Khusnul Khotimah mengaku tidak tahu anaknya viral di media sosial karena mengaku jarang melihat handphone dan membuka media soaial.

Dia justru seolah senang anaknya viral di media sosial dengan keadaan seperti itu. Menurut dia, dengan begitu anaknya tidak dipandang sebelah mata oleh orang-orang.

"Kata orang-orang viral, biar semuanya tahu, bukan memandang Tomy (panggilan Bustomy) sebelah mata."

"Semuanya gak mau temenan sama Tomy, tapi saya bilang ke Tomy, gapapa nak, sekarang gak ada yang peduli sama kamu, nanti besarnya kamu jadi orang yang sukses," kata dia saat diwawancarai, Jumat (30/8/2024).

Ia mengaku sudah melarang anaknya untuk keluar, karena setiap hendak mengais barang bekas di jalanan, Tomy selalu pamit kepadanya.

Menurut dia, meski dilarang Tomy tetap melakukan aktivitasnya memulung barang bekas. Sehingga, dirinya hanya bisa mendoakan agar anak sulungnya itu bisa mendatapkan rezeki.

"Kalau siang saya suruh tidur atau nonton TV atau main HP, tapi pas saya ngeloni adiknya dia berangkat, sehingga kadang ditanyain sama bapaknya kalau pulang kerja. Bapaknya kan kerja," kata dia.

Halaman:


Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau