Jadi, warga yang membutuhkan seperti Muawanah, dapat memiliki sambungan listrik sendiri dan merasakan 'Merdeka' listrik.
"Ini program yang diinisiasi oleh satu pegawai PLN dan diikuti oleh pegawai serentak di Indonesia, untuk menggerakkan jiwa kepedulian kepada masyarakat di sekitar," ujar Agus.
Ia menjelaskan, dana yang terkumpul dari program tersebut adalah sumbangan sukarela dari para pegawai PLN, yang berasal dari sebagian penghasilan mereka.
Kemudian dikumpulkan dan disalurkan kepada warga membutuhkan, berupa sambungan listrik secara gratis.
"Menyumbang masyarakat di sekitar yang belum bisa menikmati listrik. Baik yang belum sama sekali menikmati listrik atau yang dapatnya listrik masih nyalur, sehingga tidak punya kemerdekaan menggunakan listrik sesuai dengan kebutuhan," kata Agus.
Agus menambahkan, bersamaan acara seremonial yang dilaksanakan di rumah Muawanah, juga dilakukan acara serupa serentak di Indonesia.
Khusus di Gresik pada hari yang sama, terdapat sembilan rumah yang mendapat penyambungan listrik secara gratis, termasuk di rumah Muawanah.
Baca juga: Aliran Listrik di Palembang Belum Stabil, Warga Mengeluh Elektronik Tak Bisa Digunakan
"Di Jawa Timur ada 155 pelanggan (dapat bantuan sambungan gratis). Namun sampai dengan Agustus ini, teman-teman di PLN Jawa Timur sudah menyambung sebanyak 1.024 pelanggan," ucap Agus.
Ia berharap, kegiatan yang dilakukan dapat memberikan inspirasi bagi banyak pihak dan instansi, untuk bersama-sama membangun kepedulian terhadap masyarakat sekitar yang membutuhkan sambungan listrik.
Bantuan yang diberikan
Agus mengatakan, selain bantuan sambungan gratis bagi masyarakat sekitar yang membutuhkan, juga ada beberapa sarana penunjang lain yang turut diberikan secara cuma-cuma seperti beberapa bola lampu.
Termasuk, bantuan sembako bagi pemilik rumah dan juga warga lain di desa setempat, yang dianggap membutuhkan.
"Jadi yang diberikan secara gratis itu instalasi, biaya pasang baru, kemudian token pertama (untuk yang mendapat sambungan listrik gratis)," ucap Agus.
Sementara terkait pemilihan warga yang dinilai membutuhkan dan layak mendapat bantuan penyambungan listrik dalam program tersebut, kata Agus, bisa bersumber dari informasi masyarakat yang bakal ditindaklanjuti dan dilakukan pengecekan di lapangan.
"Sumber informasi bisa dari mana saja. Seperti teman-teman YBM (Yayasan Baitul Maal) PLN, termasuk teman-teman di ULP, UP3. Informasi itu kami lihat, kami survei, kemudian mana yang prioritas untuk kami sambung," kata Agus.
Sepengetahuannya, saat ini memang tidak ada warga di Jawa Timur yang rumahnya benar-benar tidak teraliri listrik.
Baca juga: Aliran Listrik di Rumah Eny dan Tiko Hanya untuk Ruangan yang Sering Digunakan
Hanya saja, memang masih banyak warga membutuhkan bantuan lantaran rumah mereka mendapat pasokan listrik dengan menyalur dari tetangga, karena kondisi ekonomi yang tidak mampu.
"Walaupun secara listrik sudah dinikmati, ada sebagian yang belum memiliki meteran tersendiri. Nah inilah yang kami bantu, supaya mereka ini memiliki sendiri dan tidak merepotkan," tutur Agus.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang