KOMPAS.com - Raut muka berbinar sembari sesekali sesenggukan terlihat dari wajah Muawanah (54), warga Desa Kawistowindu, Kecamatan Duduksampeyan, Gresik, Jawa Timur.
Muawanah tidak bisa menyembunyikan rasa gembira dan bersyukur, rumah yang ditempati akhirnya memiliki sambungan listrik sendiri.
Ia mengaku, sebelumnya harus 'numpang' menyambung saluran listrik dari tetangga yang masih terbilang sanak family.
Bahkan, janda dua orang anak ini harus menunggu sampai 20 tahun hingga rumah miliknya memiliki sambungan listrik tersendiri, itupun dari bantuan para pegawai Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Baca juga: Nasib SD di Jambi, Setelah 76 Tahun Indonesia Merdeka, Listrik Tak Ada, Air Bersih Pun Susah
"Pekerjaan saya buruh di tambak, janda, tidak punya sambungan listrik itu sudah 20 tahun. Alhamdulillah, sekarang sudah punya sambungan listrik sendiri," ujar Muawanah, saat ditemui di sela acara PLN bertajuk 'Light Up The Dream', Kamis (15/8/2024).
Muawanah menjelaskan, guna memenuhi pasokan listrik kebutuhan sehari-hari selama ini hingga kedua anaknya tumbuh dewasa atau sekitar 20 tahun, rumah yang ditempati menyambung listrik dari tetangga yang masih keluarga.
"Senang sekali. Terima kasih PLN diberi sambungan listrik gratis. Sebelumnya nyambung dari keluarga di sebelah rumah, bayarnya paruhan," ucap Muawanah.
Sebagai janda dan hanya berprofesi sebagai buruh di tambak, penghasilan Muawanah memang bisa dibilang tidak seberapa.
Tahun ini Muawanah dapat sedikit bernapas lega. Sebab, putra pertamanya sudah mulai bekerja, sedangkan si bungsu masih duduk di bangku SMA kelas XII.
"Suami meninggal dunia tujuh tahun lalu, yang membuat beban semakin berat. Sementara upah saya sebagai buruh di tambak, sehari biasanya hanya dapat Rp 25.000," kata Muawanah, dengan mata berkaca-kaca.
Sutiah (60) warga Desa Kawistowindu membenarkan bahwa Muawanah sempat menghadapi beban cukup berat dalam menjalani kehidupan.
Baca juga: Aliran Listrik di Lampung Tidak Stabil, Ternyata Kabel Gardu Dicuri
Meski demikian, saat ini peruntungan mulai mendekat seiring anak Muawanah yang sudah beranjak dewasa.
Anak pertama bernama Bondan Kusuma sudah mulai bekerja di salah satu pabrik di Gresik dan adiknya Arum Murodi menginjak kelas XII SMA. Artinya, sebentar lagi lulus.
"Wes suwe koyok ngono, lagek iki ae mulai penak. Anake seng mbarep wes mulai kerjo, wes rodok mulai penak (sudah lama hidup kesusahan, baru sekarang mulai agak mendingan. Anak sulungnya sudah mulai bekerja, jadi mulai agak mendingan)," tutur Sutiah.
General Manager PLN UID Jawa Timur Agus Kuswardoyo menuturkan, PLN sudah sejak lama memang memiliki program 'Light Up The Dream' untuk berbagi dengan sesama, terutama kepada mereka yang membutuhkan saluran aliran listrik ke rumah miliknya.