KOMPAS.com - Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji, mempertemukan pihak sekolah Petra dan kelurahan di Ruang Sidang Wali Kota, Selasa (6/8/2024). Pertemuan ini dilakukan usai kericuhan kenaikan iuran keamanan.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, pihak RT 4, 5, serta 7 tidak hadir dalam pertemuan itu tetapi diwakili kelurahan. Sedangkan, sekolah Petra tetap diwakili para pengurus.
Dalam pertemuan itu, Armuji hanya membahas terkait usainya permasalahan antara sekolah dan warga. Dengan demikian, acara yang digelar pukul 10.00 WIB tersebut hanya berlangsung sekitar 1 jam.
Baca juga: Akhir Konflik RW dan SMP Swasta di Surabaya, Sekolah Tak Perlu Bayar Iuran tapi...
"Kita sampaikan karena kemarin banyak melibatkan kepolisian, polsek, DPRD, kelurahan, Petra maupun RW. Persoalan sudah selesai kemarin," kata Armuji, dalam rapat pertemuan.
Armuji mengatakan, permasalahan tersebut bisa terselesaikan dengan cara mediasi di salah satu rumah ketua RW, Senin (5/8/2024). Dia berharap semua pihak bisa menerima keputusan itu.
"Hal-hal sempat viral sudah selesai dan Wali Kota (Eri Cahyadi) sudah memediasi dan sudah saling menerima. Bisa dilihat kemarin Pak Wali Kota memediasi (kedua pihak)," ujarnya.
"Ada kesalahpahaman itu yang perlu dipahamkan agar semua sama-sama happy ending. Mereka sama-sama mengakui apabila sama. Dan mereka diketemukan untuk mencari titik temu," tambahnya.
Armuji tidak mengetahui alasan ketiga RW yang sempat berseteru dengan pihak sekolah, tidak datang. Namun, dia tak mempermasalahkan karena diwakilkan kelurahan.
Baca juga: Eri Cahyadi Turun Tangan, Ada Titik Temu antara SMP Swasta dan RW soal Iuran Rp 35 Juta
"Tadi (tiga RW) diwakili lurahnya gitu, diwakili lurahnya, lurah Menur Pumpungan, sudah ya," ucapnya.
Sedangkan, para tamu yang menghadiri tersebut menyempatkan untuk bersalaman satu sama lain. Selanjutnya, mereka langsung meninggalkan lokasi pertemuan di ruang sidang wali kota.
Sementara itu, Wadir Sarpras Petra Robertus Pranata mengucapkan terima kasih kepada semua pihak karena turun membantu menyelesaikan kasus iuran keamanan tersebut.
"Kami dari Petra mengucapkan terima kasih, luar biasa puji Tuhan, akhirnya kita ketemu (solusinya), diskusinya juga baik ya jadi ada usulan," kata Robertus.
Selanjutnya, sekolah Petra tidak lagi membayarkan iuran kepada bendahara keamanan. Mereka akan fokus mengurusi kemacetan dan perbaikan perumahan.
"Tidak ada (iuran), nanti kami melakukan CSR (corporate social responsibility)," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi telah mempertemukan sekolah Petra dengan pihak RW. Hal tersebut buntut dari ramainya kericuhan karena kenaikan iuran dari Rp32 juta jadi Rp35 juta.
Baca juga: Konflik dengan SMP Swasta soal Iuran Keamanan, Pihak RW Sebut untuk Naikkan Gaji Satpam
"Kami sudah bertemu dengan RW sekaligus perwakilan Petra, alhamdulillah pertemuan tadi gayeng, guyon (bercanda)," kata Eri, usai melakukan pertemuan dengan semua pihak, Senin (5/8/2024).
Eri mengatakan, dalam perbincangan yang berjalan kurang lebih satu jam tersebut, akhirnya menemukan titik temu. Pihak RW memutuskan agar Petra mengurus sendiri wilayahnya.
"Pertemuan tadi itu terbuka semuanya, ditarik kesimpulan RW enggak mau ada fitnah. Jadi yang dulu uangnya (iuran) dititipkan ke RW, sekarang tidak dititpkan, langsung dipegang Petra," jelasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang