Salin Artikel

Perkara Iuran Keamanan, Wakil Wali Kota Surabaya Pertemukan Lagi Semua Pihak

Berdasarkan pantauan Kompas.com, pihak RT 4, 5, serta 7 tidak hadir dalam pertemuan itu tetapi diwakili kelurahan. Sedangkan, sekolah Petra tetap diwakili para pengurus.

Dalam pertemuan itu, Armuji hanya membahas terkait usainya permasalahan antara sekolah dan warga. Dengan demikian, acara yang digelar pukul 10.00 WIB tersebut hanya berlangsung sekitar 1 jam.

"Kita sampaikan karena kemarin banyak melibatkan kepolisian, polsek, DPRD, kelurahan, Petra maupun RW. Persoalan sudah selesai kemarin," kata Armuji, dalam rapat pertemuan.

Armuji mengatakan, permasalahan tersebut bisa terselesaikan dengan cara mediasi di salah satu rumah ketua RW, Senin (5/8/2024). Dia berharap semua pihak bisa menerima keputusan itu.

"Hal-hal sempat viral sudah selesai dan Wali Kota (Eri Cahyadi) sudah memediasi dan sudah saling menerima. Bisa dilihat kemarin Pak Wali Kota memediasi (kedua pihak)," ujarnya.

"Ada kesalahpahaman itu yang perlu dipahamkan agar semua sama-sama happy ending. Mereka sama-sama mengakui apabila sama. Dan mereka diketemukan untuk mencari titik temu," tambahnya.

Armuji tidak mengetahui alasan ketiga RW yang sempat berseteru dengan pihak sekolah, tidak datang. Namun, dia tak mempermasalahkan karena diwakilkan kelurahan.

"Tadi (tiga RW) diwakili lurahnya gitu, diwakili lurahnya, lurah Menur Pumpungan, sudah ya," ucapnya.

Sedangkan, para tamu yang menghadiri tersebut menyempatkan untuk bersalaman satu sama lain. Selanjutnya, mereka langsung meninggalkan lokasi pertemuan di ruang sidang wali kota.

Sementara itu, Wadir Sarpras Petra Robertus Pranata mengucapkan terima kasih kepada semua pihak karena turun membantu menyelesaikan kasus iuran keamanan tersebut.

"Kami dari Petra mengucapkan terima kasih, luar biasa puji Tuhan, akhirnya kita ketemu (solusinya), diskusinya juga baik ya jadi ada usulan," kata Robertus.

Selanjutnya, sekolah Petra tidak lagi membayarkan iuran kepada bendahara keamanan. Mereka akan fokus mengurusi kemacetan dan perbaikan perumahan.

"Tidak ada (iuran), nanti kami melakukan CSR (corporate social responsibility)," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi telah mempertemukan sekolah Petra dengan pihak RW. Hal tersebut buntut dari ramainya kericuhan karena kenaikan iuran dari Rp32 juta jadi Rp35 juta.

"Kami sudah bertemu dengan RW sekaligus perwakilan Petra, alhamdulillah pertemuan tadi gayeng, guyon (bercanda)," kata Eri, usai melakukan pertemuan dengan semua pihak, Senin (5/8/2024).

Eri mengatakan, dalam perbincangan yang berjalan kurang lebih satu jam tersebut, akhirnya menemukan titik temu. Pihak RW memutuskan agar Petra mengurus sendiri wilayahnya.

"Pertemuan tadi itu terbuka semuanya, ditarik kesimpulan RW enggak mau ada fitnah. Jadi yang dulu uangnya (iuran) dititipkan ke RW, sekarang tidak dititpkan, langsung dipegang Petra," jelasnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/08/06/202159078/perkara-iuran-keamanan-wakil-wali-kota-surabaya-pertemukan-lagi-semua-pihak

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com