LUMAJANG, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, menetapkan status tanggap darurat bencana kekeringan selama tiga bulan.
Status tanggap darurat bencana kekeringan mulai berlaku pada Senin (5/8/2024) sampai Sabtu (30/11/2024).
Penjabat (Pj) Bupati Lumajang Indah Wahyuni mengatakan, sebanyak 18 desa di 7 kecamatan dilanda kekeringan.
Baca juga: Puncak Kemarau Diprediksi pada September 2024, Jumlah Daerah Kekeringan di Semarang Bakal Bertambah
Kecamatan yang dimaksud yakni Kecamatan Lumajang, Ranuyoso, Gucialit, Padang, Kedungjajang, Klakah, dan Tempeh.
"Dari pemetaan kita ada 213 titik yang ada di 18 desa dari 7 kecamatan di Lumajang yang mengalami krisis air atau kekeringan," kata Indah di Lumajang, Senin (5/8/2024).
Indah menambahkan, selama 118 hari masa tanggap darurat, pihaknya telah menyiapkan 9 unit truk tangki air yang akan berkeliling setiap hari ke tempat-tempat krisis air untuk menyalurkan air bersih.
"Setiap hari ada 9 unit truk tangki yang akan keliling menyalurkan air bersih," lanjutnya.
Lebih lanjut, Indah menyebut, status tanggap darurat selama tiga bulan yang telah ditetapkan pemerintah bisa dilakukan evaluasi sewaktu-waktu.
Pasalnya, saat ini kalender pergantian musim dari kemarau ke musim hujan tidak dapat diprediksi.
"Sewaktu-waktu bisa dievaluasi, jadi kalau sampai tanggal yang telah ditetapkan krisis air masih berlangsung akan kami perpanjang, begitu juga sebaliknya," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang