Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lima SDN di Ponorogo Tak Dapat Murid Baru, 4 SDN Hanya Memperoleh 1 Orang

Kompas.com, 18 Juli 2024, 17:31 WIB
Muhlis Al Alawi,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebanyak lima SD Negeri di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, tidak mendapatkan murid baru pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2024.

Lima SDN yang tidak mendapatkan siswa itu yakni SDN 4 Jurug Sooko, SDN Truneng Slahung, SDN Baosan Lor Ngrayun, SDN 1 Bajang Mlarak dan SDN Setono Ponorogo.

Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko menyatakan tidak ada murid baru di lima SDN itu berdasarkan data yang didapatkan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Ponorogo.

Baca juga: Sudah Dua Tahun SMP Swasta di Serang Tak Dapat Murid Baru

“Jadi yang tidak ada murid baru itu ada di lima SDN,” kata Kang Giri sapaan akrab Sugiri Sancoko, Kamis (18/7/2024).

Tak hanya itu, Kang Giri juga menyebut terdapat empat SDN yang masing-masing mendapatkan satu siswa baru. Kondisi itu menjadikan siswa harus sendirian belajar di dalam kelas.

“Ada juga empat SDN yang hanya masing-masing mendapatkan satu siswa sehingga siswa tersebut tak punya teman seangkatan satu pun,” jelas Kang Giri.

Empat SDN yang masing-masing hanya mendapatkan satu siswa yakni SDN 4 Ngadirojo Sooko, SDN 1 Kauman, SDN Sukosari Kauman, dan SDN 2 Nglumpang Mlarak.

Sementara itu SDN yang mendapatkan murid sesuai dengan kuota sebanyak tujuh sekolah yakni SDN 1 Mangkujayan, SDN 1 Brotonegaran, SDN 1 Nologaten, SDN 2 Brotonegaran, SDN 2 Tonatan, SDN 3 Bangunsari, dan SDN 1 Blembem.

Baca juga: Satu-satunya Pendaftar Putuskan Pindah, SDN Jatimulyo 4 Kota Malang Dipastikan Tidak Memiliki Murid Baru

Ia menuturkan, persoalan SDN tidak mendapatkan murid baru tidak hanya kali ini saja.

Setahun yang lalu kondisi serupa juga terjadi di beberapa SDN di Ponorogo. Sesuai data, PPDB 2023 lalu juga ada 5 SDN yang tidak mendapatkan siswa.

Kang Giri menyatakan persoalan beberapa SDN yang tidak mendapatkan murid baru lantaran berbagai faktor.

Pertama program keluarga berencana (KB) yang berhasil sehingga angka kelahiran turun signifikan.

“Angka KB memang berhasil, bayi jarang lahir, sekarang angka kelahiran turun signifikan,” jelas Kang Giri.

Faktor lain, lanjut Kang Giri, banyak orang tua yang menyekolahkan anak-anak di banyak SD berbasis agama.

Kang Giri menambahkan telah menyiapkan beberapa poin menyikapi SDN yang sampai tidak mendapatkan siswa saat PPDB.

Terkait solusi regrouping sekolah, Kang Giri menyatakan bila dilakukan maka akan terlihat negara tidak hadir di desa. Untuk itu opsi sementara tetap dipertahankan sembari dicari solusi lainnya.

Baca juga: Kalah Bersaing dengan Sekolah Swasta, SDN di Ponorogo Tak Dapat Murid Baru

“Kalau diregrouping, kami nanti salah, kok negara tidak hadir di desa itu. Untuk itu tetap akan kami pertahankan,” jelas Kang Giri.

Ia pun akan merumuskan untuk mencari solusi agar masalah SDN tidak dapat murid baru pada PPDB tidak terjadi setiap tahun.

Salah satunya dengan mengundang kades, dinas pendidikan dan tokoh pendidikan untuk diajak berdiskusi mencari solusi persoalan tersebut.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Surabaya
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Surabaya
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau