Salin Artikel

Lima SDN di Ponorogo Tak Dapat Murid Baru, 4 SDN Hanya Memperoleh 1 Orang

Lima SDN yang tidak mendapatkan siswa itu yakni SDN 4 Jurug Sooko, SDN Truneng Slahung, SDN Baosan Lor Ngrayun, SDN 1 Bajang Mlarak dan SDN Setono Ponorogo.

Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko menyatakan tidak ada murid baru di lima SDN itu berdasarkan data yang didapatkan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Ponorogo.

“Jadi yang tidak ada murid baru itu ada di lima SDN,” kata Kang Giri sapaan akrab Sugiri Sancoko, Kamis (18/7/2024).

Tak hanya itu, Kang Giri juga menyebut terdapat empat SDN yang masing-masing mendapatkan satu siswa baru. Kondisi itu menjadikan siswa harus sendirian belajar di dalam kelas.

“Ada juga empat SDN yang hanya masing-masing mendapatkan satu siswa sehingga siswa tersebut tak punya teman seangkatan satu pun,” jelas Kang Giri.

Empat SDN yang masing-masing hanya mendapatkan satu siswa yakni SDN 4 Ngadirojo Sooko, SDN 1 Kauman, SDN Sukosari Kauman, dan SDN 2 Nglumpang Mlarak.

Sementara itu SDN yang mendapatkan murid sesuai dengan kuota sebanyak tujuh sekolah yakni SDN 1 Mangkujayan, SDN 1 Brotonegaran, SDN 1 Nologaten, SDN 2 Brotonegaran, SDN 2 Tonatan, SDN 3 Bangunsari, dan SDN 1 Blembem.

Ia menuturkan, persoalan SDN tidak mendapatkan murid baru tidak hanya kali ini saja.

Setahun yang lalu kondisi serupa juga terjadi di beberapa SDN di Ponorogo. Sesuai data, PPDB 2023 lalu juga ada 5 SDN yang tidak mendapatkan siswa.

Kang Giri menyatakan persoalan beberapa SDN yang tidak mendapatkan murid baru lantaran berbagai faktor.

Pertama program keluarga berencana (KB) yang berhasil sehingga angka kelahiran turun signifikan.

“Angka KB memang berhasil, bayi jarang lahir, sekarang angka kelahiran turun signifikan,” jelas Kang Giri.

Faktor lain, lanjut Kang Giri, banyak orang tua yang menyekolahkan anak-anak di banyak SD berbasis agama.

Kang Giri menambahkan telah menyiapkan beberapa poin menyikapi SDN yang sampai tidak mendapatkan siswa saat PPDB.

Terkait solusi regrouping sekolah, Kang Giri menyatakan bila dilakukan maka akan terlihat negara tidak hadir di desa. Untuk itu opsi sementara tetap dipertahankan sembari dicari solusi lainnya.

“Kalau diregrouping, kami nanti salah, kok negara tidak hadir di desa itu. Untuk itu tetap akan kami pertahankan,” jelas Kang Giri.

Ia pun akan merumuskan untuk mencari solusi agar masalah SDN tidak dapat murid baru pada PPDB tidak terjadi setiap tahun.

Salah satunya dengan mengundang kades, dinas pendidikan dan tokoh pendidikan untuk diajak berdiskusi mencari solusi persoalan tersebut.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/07/18/173109778/lima-sdn-di-ponorogo-tak-dapat-murid-baru-4-sdn-hanya-memperoleh-1-orang

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com