Di sisi lain, terkait Pilkada Kota Malang, Faried mengatakan bahwa PSI telah mengunci koalisinya dengan Partai Gerindra.
Bahkan, menurutnya hal tersebut juga menjadi komitmen untuk melanjutkan koalisi yang dilakukan di tingkat DPP agar dapat dilakukan di Kota Malang.
Dia pun merespon kabar Wahyu Hidayat yang semakin dekat dengan Partai Gerindra. Meskipun, sampai saat ini pihaknya juga masih menunggu, apakah nantinya rekom dari Partai Gerindra akan jatuh ke tangan Wahyu Hidayat.
"Sampai hari ini, Partai Gerindra belum memberikan informasi secara resmi. Okelah kita berkoalisi, tapi kan masing-masing punya ranahnya sendiri."
"Ketika Partai Gerindra mengusung Pak Wahyu atau bagaimana, tapi begitu misalnya dari Partai Gerindra sudah memutuskan, baru kita bisa melihat ya atau tidaknya," jelas Faried.
Namun ternyata, nama Wahyu Hidayat juga muncul dalam pembahasan dan survei yang dilakukan DPP PSI. Bahkan menurut Faried, nama Wahyu Hidayat muncul dalam tiga kandidat teratas.
"Karena ini dinamis sekali. Sampai saat ini pun belum ada yang menguat dari tiga kandidat survei terkuat, yaitu Abah Anton, Pj Wahyu dan Sutiaji, itu belum ada yang dapat rekomendasi."
"Itu surveinya saya dapat informasi dari DPP PSI. Tiga nama itu tertinggi untuk Cakada di Kota Malang," jelas Faried.
Sebagai informasi, kendati diklaim telah bersepakat menjalin koalisi untuk Pilkada Kota Malang, bekal yang dibutuhkan PSI dan Gerindra masih kurang jika ingin mengusung pasangan calon (paslon) wali kota dan wakilnya.
Sebab, jika ditotal, dua partai ini baru memiliki 8 kursi. Sedangkan untuk mengusung paslon wali kota dan wakil wali kota, parpol atau gabungan parpol di Kota Malang setidaknya harus berbekal 9 kursi.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang