NGAWI, KOMPAS.com – Tubuh Retno Arum Wulan Safitri (16) siswi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 Ngawi, Jawa Timur terbaring di atas dipan kayu dengan kasur tipis di rumahnya Desa Ngawi, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
Kaki kanan Retno tampak menghitam sebatas paha. Terlihat pula perban membalut kakinya.
"Kulit paha yang kiri diambil untuk dicangkok pada kaki yang kiri," ujar Retno saat ditemui di rumahnya, Selasa (25/6/2024).
Baca juga: Sering Terjadi Kecelakaan, Warga Desak Pemerintah Perbaiki Jalan Kendawangan-Ketapang
Sesekali Retno terlihat meringis, menahan rasa ngilu dan panas.
"Kadang terasa panas, kadang terasa ngilu di kaki yang kiri," imbuh dia.
Retno mengaku sudah enam bulan terakhir hanya bisa terbaring menunggu proses penyembuhan kakinya akibat terlindas truk pengangkut aspal.
Dia mengaku masih ingat betul peristiwa tersebut berawal saat dirinya akan mendahului truk pengangkut aspal di jalan raya Ngawi-Cepu menuju sekolahnya di SMKN 2 Ngawi untuk latihan ketoprak pada 28 Desember 2023.
Baca juga: Dua Motor Tabrakan di Ngawi, Dua Pengendara Tewas
"Truk itu di depan saya tapi jalannya pelan di tengah jalan. Saya takut mau nyalip dari kanan, akhirnya saya lihat ada celah di kiri jalan, saya berusaha nyalip tiba-tiba saya tidak ingat karena pingsan," katanya.
Saat tersadar, Retno mengaku sudah dalam kondisi dipangku oleh salah satu tetangganya. Ketika itu kakinya terasa sangat sakit.
"Saya sadar sudah di pelukan tetangga saya, saya hanya merasakan kaki saya sakit, setelah itu pingsan lagi," katanya.
Baca juga: RUP di Bumper Belakang Truk Bisa Turunkan Fatalitas Kecelakaan
Retno dibawa ke Rumah Sakit Widodo Ngawi dengan kondisi kaki cukup parah.
"Saat di RS Widodo mau dioperasi tapi dari diagnosis ada pergeseran jantung, katanya sudah sejak saya kecil, sehingga diminta dirujuk ke RS Moewardi Solo," ceritanya.
Tepat pada pergantian tahun baru 2024, Retno mengaku dirujuk ke RS Moewardi Solo. Dari hasil diagnosis dokter, katanya, bagian kaki Retno patah, remuk dan mengalami infeksi.
"Sempat disarankan jari kaki untuk diamputasi, tapi saya tidak mau. Saya dua minggu dirawat di RS Moewardi Solo untuk pembersihan kulit dari infeksi dan pembersihan tulang," ujarnya.
Baca juga: Tabrakan Beruntun 4 Mobil di Exit Tol Soroja, Polisi: Pengendara Mitsubishi Colt Hilang Kendali
Retno juga harus menjalani operasi pencangkokan kulit untuk mempercepat penyembuhan.
Selama dua bulan, Retno mengaku mendapatkan bantuan biaya dari sejumlah orang.
"Warga banyak yang donasi, kalau pengobatannya pakai BPJS tapi untuk biaya makan , menginap di Solo dan biaya transportasi dari donasi warga itu," katanya.
Menurut Retno, sang sopir truk tak mampu membantu pembiayaan pengobatannya karena mengaku dari keluarga yang tak mampu.
Dia hanya mampu membiayai perbaikan sepeda motor yang rusak saat ditabrak.
"Katanya sopir orang yang tidak mampu, hanya bisa membiayai perbaikan motor. Selama ini untuk biaya makan dan transport untuk pengobatan ke Solo dari donasi," terangnya.
Baca juga: Tabrakan Beruntun Elf dan 2 Truk di Jember, 1 Orang Luka Parah, 7 Terluka
Dia mengaku keluarganya tak lagi mampu membiayai pengobatan ke RS Moewardi Solo.
"Jadwal ke Solo harusnya kemarin setiap Hari Senin, tapi rencananya besok mau ke RS Widodo minta kontrolnya dipindah di situ karena biaya untuk menginap dan makan di Solo juga lumayan, bapak hanya kerja serabutan di Samsat Gendingan," ucapnya.
Sebelumnya Retno mengaku pengajuan pondok kontrol ke RS Widodo Ngawi sempat ditolak karena tidak ada dokter bedah plastik di Ngawi.
Meski demikian Retno mengaku pasrah jika upaya pengobatannya terkendala biaya.
"Minta pindah rujuk ke Ngawi sebelumnya ditolak karena di Ngawi tidak ada dokter bedah plastik. Kita mintanya yang paling dekat biar tidak keluar biaya untuk makan atau menginap," jelasnya.
Retno yang gemar menari tetap optimistis suatu hari nanti dia akan bisa kembali menggeluti kegiatan yang disenanginya.
Apalagi, Retno juga aktif sebagai pengurus kegiatan Pramuka, kegiatan OSIS dan PMR.
"Saya suka menari, main ketoprak, kegiatan OSIS, Pramuka dan PMR suka juga. Harapannya semoga bisa lekas sembuh agar saya bisa menari lagi" pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.