Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Penjaga Seni Tari Topeng Kaliwungu Lumajang, Minim Kesempatan Tampil

Kompas.com, 21 Juni 2024, 09:44 WIB
Miftahul Huda,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

Menurut Windy, penyebab mulai direduksinya keaslian Tari Topeng Kaliwungu karena penari sekarang mengalami kesulitan mempelajari gerakan tersebut.

"Ada beberapa gerakan inti yang disederhanakan, padahal itu adalah identitas Tari Topeng Kaliwungu dengan tari topeng yang lain. Penghilangan ini akhirnya diikuti kelompok atau sanggar tari yang lain, padahal yang dihilangkan ini sudah terdaftar di WBTB," jelasnya.

Untuk menjaga keaslian dan estetika Tari Topeng Kaliwungu, Windy mengaku sudah meminta Dinas Pendidikan Kabupaten Lumajang untuk melakukan pembinaan kepada sanggar tari.

"Kalau saya langsung yang bilang ke teman-teman sanggar mungkin ada beberapa akan menerima saran dari saya, tapi tidak menutup kemungkinan malah sebaliknya, lebih baik dinas melakukan pembinaan," terangnya.

Baca juga: Kronologi Minibus Rombongan Peziarah Tabrak Truk Parkir di Lumajang, Sopir Mengantuk

Regenerasi penari

Jumlah penari muda dalam roda regenerasi Tari Topeng Kaliwungu terus bertambah.

Apalagi, saat ini, Tari Topeng Kaliwungu telah menjadi ekstrakurikuler yang wajib ada di sekolah mulai jenjang Taman Kanak-kanak (TK) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA).

"Kalau jumlahnya sekarang lebih dari 1.000 penari, regenerasinya banyak mulai TK sampai SMA ada," ucap Windy.

Masalahnya, tidak banyak penari ini yang menjadikannya kegiatan menari sebagai profesi. Rata-rata, mereka menganggapnya sebatas hobi. Sehingga tidak heran jika para penari memilih pensiun dini saat usianya masih 25 tahun.

Ada yang masih bergerak di bidang tari sebagai pelatih, banyak juga yang banting setir ke profesi lainnya diluar tari.

Padahal, kata Windy, usia 25 tahun merupakan usia emas untuk menggeluti dunia tari.

Lagi-lagi, jaminan kesejahteraan bagi para pelaku kesenian menjadi masalah. Apalagi saat ini tidak banyak kegiatan yang menggunakan Tari Topeng Kaliwungu sebagai salah satu pertunjukan.

Akibatnya, para penari muda akhirnya beranggapan pelaku seni tidak mempunyai masa depan yang cerah.

"Masalah kita sekarang tidak ada penari kita yang berusia diatas 25 tahun, kalau pun ada, dia tidak lagi menari tapi menjadi pelatih karena menganggap dirinya sudah tua untuk menari dan alasan lain seperti pendapatan. Padahal kalau di kota besar itu usia segitu baru memasuki masa emas," ungkapnya.

Baca juga: Bentuk Pertunjukan Gerak Tari Wayang Orang

Minim kesempatan tampil

Menurut Windy, salah satu penunjang kelestarian kesenian tradisional yakni dengan maraknya event atau pertunjukan untuk tampil.

Sayang, pertunjukan yang bisa menjadi penyalur bakat para penari Topeng Kaliwungu ini jarang diadakan.

Pemerintah Kabupaten Lumajang hanya menyediakan beberapa kegiatan dalam satu tahun untuk mewadahi potensi para penari yakni Segoro Topeng Kaliwungu

Kesempatan lain untuk tampil mungkin hanya pada saat peringatan Hari Jadi Lumajang (Harjalu). Selebihnya, bisa dikatakan tidak ada pertunjukan yang bisa mewadahi ribuan penari ini.

Alhasil, para pelestari kesenian ini kerap membuat kegiatan secara mandiri. Tidak jarang, mereka minus pendanaan, bahkan sampai menggunakan dana pribadi dengan berbagai cara

"Minus dana sering, yang sampai menggunakan dana pribadi dan tambal sulam juga ada, tapi ya bagaimana lagi demi menjaga semangat para penari dan Tari Topeng Kaliwungu tetap lestari," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:


Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau