BANGKALAN, KOMPAS.com - Kepolisian Resor Bangkalan, Jawa Timur, menangkap 46 remaja asal Surabaya saat berusaha mencegat kendaraan terbuka yang hendak menuju Surabaya, Sabtu (8/6/2024). Remaja tersebut terdiri dari 39 laki-laki dan 7 perempuan.
Remaja tersebut hendak pulang ke Surabaya setelah mandi di Sungai Tunjung, Kecamatan Burneh, Kabupaten Bangkalan.
Sungai Tunjung merupakan sungai favorit anak-anak asal Surabaya untuk mandi dan renang setiap akhir pekan.
Setelah diamankan, remaja tersebut kemudian diangkut ke kantor Dinas Sosial Kabupaten Bangkalan untuk didata identitasnya dan diberikan pembinaan agar tidak kembali lagi ke Bangkalan setiap akhir pekan hanya untuk mandi di sungai.
Baca juga: Pria Tewas di Jembatan Suramadu Usai Dikeroyok karena Mencuri Motor
Kepala Dinsos Kabupaten Bangkalan Dwi Wibagio mengatakan, untuk mencegah para remaja tersebut kembali lagi setiap akhir pekan ke Bangkalan, membutuhkan sinergitas dengan Pemerintah Kota Surabaya.
"Mereka sudah kesekian kalinya diamankan oleh polisi dan diserahkan ke kami. Sudah dibina dan didata, namun mereka bandel kembali lagi. Maka butuh peran serta Pemkot Surabaya untuk mencegah mereka," kata Dwi Wibagio.
Menurut Dwi, aksi mencegat kendaraan di akses jembatan Suramadu sangat membahayakan bagi anak-anak tersebut dan juga pengendara. Sebab, kendaraan yang dicegat sedang melaju dengan kecepatan tinggi.
"Kalau mereka dicegah di Surabaya, mustahil sampai ke Bangkalan. Maka kami butuh kerjasama dengan Pemkot Surabaya sebelum ada kejadian kecelakaan yang lebih fatal," imbuh Dwi.
Kanit Unit Pengaturan Penjagaan Pengawalan dan Patroli (Turjawali) Polres Bangkalan, Aiptu Syahri menjelaskan, anak-anak yang masih usia sekolah tersebut, datang ke Bangkalan dengan cara mencegat truk atau kendaraan terbuka lainnya. Aksi pencegatan itu dilakukan di jalan nasional dan mengganggu lalu lintas.
"Anak-anak ini berpencar di jalan raya sampai separuh jalan untuk mencegat kendaraan. Ini sangat membahayakan bagi mereka dan pengendara. Makanya kami amankan mereka," ujar Syahri.
Setelah anak-anak itu didata dan diberikan pembinaan, langsung dikirim ke Surabaya untuk diserahkan ke Dinas Sosial Pemkot Surabaya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang