Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curiga dengan Penyebab Kematian, Polisi Bongkar Makam Seorang Pria di Ponorogo

Kompas.com, 21 Mei 2024, 21:34 WIB
Muhlis Al Alawi,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tim Polres Ponorogo membongkar makam Jiono (36), warga Desa Ngumpul, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Selasa (21/5/2024).

Makam pria yang meninggal 6 April 2024 itu dibongkar setelah keluarga menemukan kejanggalan soal kematian Jiono.

Yunus, salah satu keluarga korban menyatakan, pembongkaran makam dilakukan lantaran keluarga curiga dengan penyebab kematian Jiono yang disebut karena kecelakaan tunggal oleh rekan-rekannya.

Baca juga: Polisi Bongkar Makam Eks Casis TNI AL di Pemakaman Covid-19 Sawahlunto

Pasalnya saat dilakukan pengecekan sepeda motor yang dikemudikan korban tidak rusak.

"Makam ini dibongkar karena pihak keluarga merasa ada yang janggal. Katanya meninggalnya jatuh (kecelakaan) kok sepeda motornya nggak lecet," ungkap Yunus, Selasa (21/5/2024).

Ia mengatakan kasus itu bermula saat dirinya ditelepon rekan korban dan menyebutkan Jiono meninggal karena kecelakaan.

Mendapatkan kabar tersebut, Yunus mengendarai mobil menuju lokasi kejadian.

Setibanya di lokasi, Yunus melihat Jiono mengalami luka pada bagian pelipis kanan kiri dan juga bagian kepala belakang mengeluarkan darah.

Di lokasi itu, Yunus bertemu lima teman korban lalu menanyakan perihal kejadian yang menimpa Jiono.

“Ada lima orang (teman korban). Mereka menjawab korban mengalami kecelakaan tunggal setelah ngopi,” jelas Yunus.

Baca juga: Polisi Bongkar Makam Balita Korban Penyiksaan di Aceh, Ditemukan Tanda Kekerasan

Mengetahui kondisi Jiono parah, Yunus meminta kelima teman korban membantu mengangkat tubuh korban ke dalam mobil.

Hanya saja ia melihat gelagat tidak baik lima teman korban seperti enggan membantu.

Sesampai di puskesmas, kata Yunus, setelah dilakukan pemeriksaan, korban dinyatakan sudah meninggal dunia.

Terhadap kasus ini, keluarga meminta polisi mengusut tuntas pelaku pembunuhan terhadap Jiono. Terlebih ia mendapatkan informasi lima teman korban sudah diamankan polisi.

Tetapkan satu tersangka

Kasat Reskrim Polres Ponorogo AKP Rio Pradana yang dikonfirmasi terpisah mengatakan penyidik sudah menetapkan satu orang tersangka berinisial SU (30) dalam kasus tewasnya Jiono lantaran dianiaya.

Baca juga: Polisi Bongkar Makam Balita yang Diduga Dianiaya Ayah Tiri di Boyolali

Sementara empat rekan korban berinisial ABH, MK, AS dan DN masih berstatus saksi.

"Kami sudah mengamankan lima orang. Dari lima orang itu sudah kami tetap satu tersangka yakni pria berinisial SU,” kata Ryo.

Ryo mengatakan Satreskrim Polres Ponorogo menangani kasus itu setelah keluarga melaporkan kematian yang tidak wajar menimpa Jiono.

Dari laporan itu, polisi akhirnya membongkar makam Jiono yang berada di Desa Poko, Kecamatan Jambon, Selasa (21/5/2024).

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau