Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Siswi di Sukabumi Meninggal Saat Seleksi Paskibraka,Sempat Pingsan Usai Lari 12 Menit

Kompas.com, 20 April 2024, 18:18 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Kayla Nur Syifa (16), meninggal saat mengikuti seleksi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) tingkat Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat pada Jumat (19/04/2024)

Sebelum meninggal, siswi SMAN 1 Cisaat Sukabumi itu Kayla sempat mengikuti rangkaian seleksi Paskibraka secara maraton sejak Rabu (17/4/2024).

Seleksi tersebut dilanjutkan pada Kamis (18/4/2024) dan ia menginap di GOR Palabuhanratu.

Pada Jumat pagi, Kayla mengikuti seleksi pelatihan peraturan baris berbaris (PBB) dan tes fisik kesamaptaan di Lapangan Cangehgar, Palabuhanratu.

Baca juga: Siswi SMA di Sukabumi Meninggal Saat Ikut Seleksi Paskibraka, Ini Kronologinya

Sekitar pukul 7.15 WIB, Kayla masuk sesi pertama dengan lari selama 12 menit sebanyak tujuh putran dengan jarak tempuh sekitar 2 kilometer.

Setelah lari selama 12 menit, Kayla tiba-tiba jatuh pingsan di lintasan lari saat akan beristirahat.

Hal tersebut dijelaskan Kepala Bidang Wawasan Kebangsaan (Wasbang) Baskesbangpol Kabupaten Sukabumi, Anzar Kusnandar.

"Usai lari untuk pendinginan mau istirahat itu, sempat berhenti dan diam, langsung pingsan saat masih jalan (lintasan lari)," ucap Anzar.

Saat itu, Kayla sempat mendapat penanganan pertama di tribun.

"Kita bawa ke tribun untuk penanganan pertama. Ternyata, kejang-kejang dan mengeluarkan busa, mata mulai berbalik, dan nadi sulit diraba," jelas Anzar.

Kayla kemudian dilarikan ke RSUD Palabuhanratu dan saat diperiksa, dokter menyebut fungsi jantung Kayla melemah.

Baca juga: Jadwal Kereta Api Sukabumi Cianjur dan Harga Tiket

"Langsung kita bawa ke RSUD Palabuhanratu dan diperiksa sudah meninggal. Dokter menyatakan kemungkinan kurangnya udara atau oksigen ke otak, sehingga akhirnya ke jantung," kata Anzar.

Sementara itu Kepala Badan Kesatuan Bangsa tdan Politik (Bakesbangpol), Tri Romadono mengatakan saa tes, Kayka menggunakan nomor dada 066.

Menurut pihak penyelenggara seleksi Paskibraka Tingkat Kabupaten Sukabumi, Kayla memenuhi syarat setelah lolos dari serangkaian tes kesehatan.

Saat tes Kesamaptaan, korban juga tidak mengeluh sakit kepada panitia sehingga dia tetap mengikuti tes lari itu bersama peserta lain.

"Adapun almarhumah hasil tes kesehatan awal bagus dan dinyatakan lolos, tinggi badan bagus, postur bagus, kemudian ngikutin tahap kedua hari Kamis kemarin, yaitu parade sifatnya baris berbaris, bagaimana sikapnya si anak bagus, dinilai oleh panitia, kemudian lolos, lari ke test kesamaptaan tadi pagi," ujar Tri.

Baca juga: Imbas Longsor di Tol Bocimi, Jalan Sukabumi-Bogor Macet

Namun, pada putaran ketujuh, Kayla jatuh pingsan di lintasan lari saat akan beristirahat. Korban kemudian mengalami kejang-kejang saat ditangani petugas medis.

"Lari lah beserta peserta yang lain, setelah 12 menit yang bersangkutan sepertinya keluhan itu tidak disampaikan ke panitia, mungkin ada keinginan untuk terus ikut mungkin kelelahan atau bagaimana, kemudian pingsan, kemudian kejang-kejang, terus ditangani medis kan kita selalu didampingi medis ya dalam tahapan-tahapan itu," terangnya.

Keluarga berduka

Keluarga Kayla tak kuat menahan tangis saat jenazah korban datang di rumah duka pada di Jalan Cibentang, Desa Cibentang, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi.

Tidak hanya itu, pihak guru SMAN 1 Cisaat dan teman-teman satu angkatan Kayla juga tidak kuasa menahan tangis.

Jajat Sudrajat (58) selaku paman korban, mengatakan, dirinya mendapat kabar Kayla meninggal dunia sekitar pukul 11.00 WIB dan langsung menuju rumahnya.

"Saat itu ibunya udah dipanggil ke SMA, setelah saya susul ke SMA ibunya udah berangkat ke Palabuhan," ujar dia.

Baca juga: Jalan Nasional Sukabumi-Bogor Menuju Jakarta Putus Tertutup Longsor Senin Malam

Menurut sepengetahuan Jajat, Kayla sendiri tidak memiliki riwayat sakit yang menyebabkan kematian seperti halnya Jantung.

"Enggak punya riwayat (sakit), sehat seperti biasa," ucapnya.

Jajat pun mengungkapkan sosok Kayla di mata keluarga.

"Baik, solehah. Waktu terakhir ketemu lebaran ngumpul di rumah uwanya, ngerangkul sing sehat (sehat selalu) dan doain katanya," tutupnya.

Salah satu guru SMAN 1 Cisaat, Imam Agus Agus Faisal (28) mengaku kaget dan merasa tidak percaya atas meninggalnya Kalya.

Ia mengaku mengantarkan Kayla ke Palabuhanratu untuk ikut tes Paskibraka.

Baca juga: Istri di Sukabumi Kritis Usai Dianiaya Suami dengan Balok Kayu, Korban Alami Luka di Kepala

"Nah Kamis (18/04) subuh itu saya mengantarkan ke Palabuhan bersama temannya. Itu nginep sampai hari Jumat," ucapnya.

"Ya dapat kabar tadi pagi itu rasanya tidak percaya. Seolah-olah tidak nyangka kemarin masih terlihat sehat," kata Imam.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Detik-detik Siswi SMAN Peserta Paskibra di Sukabumi Meninggal, Kejang-kejang dengan Mulut Berbusa

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau