Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Orang di Surabaya Mengaku Tertipu Arisan Idul Fitri, Rugi Rp 250 Juta

Kompas.com, 20 Maret 2024, 21:09 WIB
Andhi Dwi Setiawan,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Puluhan orang di Surabaya mengaku tak mendapatkan haknya usai mengikuti arisan Idul Fitri. Atas kasus tersebut, mereka menderita kerugian hingga mencapai sekitar Rp 250 juta.

Salah satu korban, Suyanti, warga Jalan Bulak Setro I, Bulak mengatakan, perkara tersebut bermula ketika 45 orang mengikuti arisan dijanjikan akan cair menjelang Idul Fitri 2024.

“Arisan ini sudah empat tahun, memang sebagai arisan Idul Fitri. Arisannya dijalankan sama (inisial) SC," kata Suyanti, ketika berada di Polres Pelabuhan Tanjung Perak, Rabu (20/3/2024).

Baca juga: Tertipu Arisan Fiktif, Warga Mojokerto Alami Kerugian Rp 82 Juta

Akan tetapi, kata Suyanti, pemilik arisan tersebut meninggal dunia sekitar Oktober 2023. Ketika itu, warga yang ikut arisan sudah membayar sebanyak 25 kali, dengan nominal variatif.

Selanjutnya, suaminya, KS (61) meminta warga untuk memilih, antara mengikuti arisan atau berhenti.

Kemudian, dia menjanjikan, mereka akan mendapatkan uang yang sudah dibayarkan.

Namun, KS secara tiba-tiba tidak ada di tempat tinggalnya yang berada di Jalan Bulak Setro I, Selasa (05/03/2024). Sedangkan, warga seharusnya sudah mendapatkan uang arisan tersebut.

"Sebelum itu sempat ketemu, katanya mau dijualkan tanah buat bayar arisan itu ke warga. Tapi malah ngilang dan nomornya sudah enggak aktif," jelasnya.

Suyanti bersama sejumlah korban lainya memutuskan untuk melaporkan peristiwa yang dialaminya ke Polres Pelabuhan Tanjung Perak. Dengan harapan, kasus itu bisa diselesaikan.

Baca juga: Cerita Perempuan di Gowa Tertipu Arisan Online hingga Rugi Rp 5 Miliar, Kini Jual Harta Benda

"Total uangnya ada Rp 250 juta, sekitar 45 orang, itu satu kampung di Bulak Setro yang ikut. Itu baru bayar 25 kali, totalnya seharusnya 47 kali, malah banyak ruginya kalau lanjut," ujarnya.

Saat itu, Suyanti membawa sejumlah bukti ketika memberikan laporan ke aparat kepolisian yakni, mulai dari kartu keluarga (KK) dan KTP terduga pelaku, serta bukti transfer.

"Ditolak tadi (laporanya), sama penyidiknya buktinya kurang, katanya suruh bawa bukti transaksi arisan, tapi kan itu dibawa sama dia (terduga pelaku). Enggak tahu jalan keluarnya gimana," ucapnya.

Sementara itu, Kasat Rekrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Iptu Mohammad Prasetyo membenarkan adanya laporan itu. Pihaknya meminta agar para pelapor melengkapi bukti.

“Peristiwanya ada atau enggak kita kan belum tahu, makanya perwakilan itu (seharusnya) menyerahkan bukti penyerahan uang (arisan), nah ini enggak ada sama sekali," kata Prasetyo.

Baca juga: Curhat Biduan yang Mengaku Tertipu Arisan Bodong di Kota Malang: Korban 118 Orang, Kerugian Rp 4,4 Miliar

Selain itu, kata Prasetyo, pelapor juga harus memastikan uang arisan memang dibawa oleh terduga.

Sebab, jika dipegang oleh istrinya yang sudah meninggal, tidak ada hukum yang bisa menjerat.

"Makanya kita suruh melengkapi (bukti) itu dulu ketika ada nanti, kalau salah satu catatan ada baru kita tampung. Bukti penyerahan arisan tidak ada, terus apa yang menunjukkan uang itu diterima," tutupnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau