Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertarung Meraup Suara NU di Pulau Madura

Kompas.com - 14/02/2024, 06:46 WIB
Rachmawati

Editor

Pengasuh Pondok Pesantren Al Fudhola', Fadholi Moh. Ruham menegaskan bahwa mendukung Anies-Muhaimin di Pemilu 2024 bukan untuk mengharapkan keuntungan pribadi, alih-alih mendapat bantuan ketika calonnya menang. Justru kiai harus ikut berkorban, katanya.

Baca juga: CEK FAKTA: Mahfud Sebut Pulau Madura Kaya dengan Gas Alam

"Mendukung capres itu adalah perjuangan, perjuangan bukan mengharapkan dari perjuangan itu sesuatu, tapi justru kami berkorban, namanya berjuang harus berkorban, pengorbanan kami macam-macam sesuai dengan kemampuan kami," katanya

"Jadi tidak ada yang kami harapkan dalam hal duniawi, hanya kami berjuang untuk agama, karena kami berpendapat bahwa agama penting untuk dipelihara, termasuk nimbrung dalam perpolitikan Indonesia," tegasnya.

Senada dengan Fadholi, Gus Rahmatullah yang merupakan salah satu pengasuh Ponpes Al-Ilyasy juga menegaskan bahwa tidak ada motif lain di balik keputusannya terjun ke dunia politik dan mendukung Prabowo-Gibran.

"Kami dalam menjatuhkan pilihan pertimbangannya bukan karena ada pengaruhnya atau tidak ke daerah atau golongan tertentu, tapi murni demi kemajuan bangsa dan Indonesia. Tentu juga harus senapas dengan perjuangan dan cita-cita NU dalam konteks menjaga NKRI dan Pancasila," jelasnya.

Baca juga: TPD Ganjar-Mahfud Laporkan Prabowo-Gibran, Diduga Bagi-bagi Uang Saat Kampanye di GBLA Bandung

Ketua TKD Prabowo-Gibran di Kabupaten Sampang, KH. Mohammad Bin Muafi Zaini atau Ra Mamak mengatakan bahwa "tidak ada pendekatan transaksional" yang dilakukan untuk menggaet dukungan pesantren.

Para pimpinan pesantren biasanya telah menyatakan dukungan terlebih dahulu sebelum didatangi dan didekati oleh tim sukses Prabowo-Gibran di Kabupaten Sampang.

"Bukan kemudian karena didatangi memilih 02, itu kan terlihat seperti transaksional akhirnya, dan saya tidak sepakat karena transaksi di sini tidak ada," tegasnya.

Memilih

Dewi Mustika Arum, 19 tahun, termasuk pemilih pemula yang akan akan ikut menyemarakkan pesta demokrasi Pemilu 2024. Ditemui saat duduk santai di Taman Arek Lancor, pelajar di SMAN 1 Pamekasan ini menyatakan akan mendukung Prabowo-Gibran.

"Menurut saya beliau (Prabowo) memikirkan nasib rakyat dan bertanggung jawab," jelas perempuan asal Kecamatan Galis, Pamekasan.

Sementara Ali (24) warga Bujur Tengah, Kecamatan Batumarmar Pamekasan memilih untuk merahasiakan capres pilihannya di Pilpres 2024.

"Tentu kalau dalam persoalan presiden, yang menjadi kriteria adalah mereka yang memiliki kecakapan dalam berpikir, dalam bertindak," kata alumnus IAIN Madura tersebut.

Baca juga: Gibran Bakal Temui Prabowo pada Hari Pencoblosan Pemilu 2024

Dewi dan Ali tak menampik bahwa kiai dan pesantren ikut berpengaruh dalam keputusannya memilih calon presiden, selain orang tua dan tokoh masyarakat yang menjadi panutannya.

Pada Pilpres 2024, TPD Anies-Muhaimin sesumbar bisa menang mutlak. Antusiasme masyarakat saat kampanye Anies Baswedan di Pamekasan pada akhir Januari lalu serta dukungan dari pesantren yang memberikan rasa optimisme.

"Kami bisa menguasai optimis 85 persen AMIN menang di Pamekasan," kata Sekretaris TPD Anies-Muhaimin, Mohammad Alim.

Alim juga mengklaim ada pergeseran peta dukungan dari Pilpres 2019. Karena pesantren yang sebelumnya mendukung Prabowo Subianto lima tahun lalu, akhirnya menjadi bagian dari pendukung Anies-Muhaimin.

Baca juga: Pesan Jusuf Kalla ke Anies Saat Masa Tenang: Kalau Perlu, Dua Hari Dua Malam Tidur

Sementara Ketua TKD Prabowo-Gibran Kabupaten Sampang, KH. Mohammad Bin Muafi Zaini alias Ra Mamak punya keyakinan bisa mengulang kesuksesan Prabowo Subianto pada Pilpres 2019.

Prabowo yang kala itu berpasangan dengan Sandiaga Uno mampu menang mutlak dari pasangan Joko Widodo - Ma'ruf Amin dengan perolehan suara 75 persen.

Menurut Ra Mamak, upaya TKD Prabowo-Gibran Sampang untuk memenangkan Prabowo-Gibran tidak terlalu berat. Pihaknya hanya menjalankan strategi yang hampir sama dengan Pemilu 2019.

"Fatwa kiai yang 2019 kita pakai lagi untuk memenangkan Prabowo, segmen yang waktu itu memenangkan Pak Prabowo kita pakai lagi " jelas Ra Mamak.

"Saya melihat 70 sekian persen di 2019 itu adalah modal besar buat kami untuk mendulang kemenangan Pak Prabowo," tegasnya.

Baca juga: Momen Langka Cak Imin, Gus Yahya, dan Kyai Said Agil Duduk Sebangku di Yogyakarta

Sementara TPN Ganjar-Mahfud Pamekasan optimistis bisa meraih suara hingga 30 persen pada Pilpres 2024.

Sekretaris DPC PDI Perjuangan Pamekasan, Nadi Mulyadi yakin perolehan suara pasangan nomor urut 03 bisa melampaui suara Jokowi-Ma'ruf yang mencapai 19 persen di Piplres 2019.

"Dengan munculnya tiga paslon ini ada semangat baru dan girah baru dan ada pergeseran-pergeseran pemilih yang tidak mau ke paslon yang lain akhirnya bergeser ke paslon 03," jelas Nadi.

"Kami optimis bahwa perolehan suara di Pamekasan lebih jauh meningkat dibandingkan tahun 2019. Kalau berbicara persentase kita punya persentase di survei internal untuk Pamekasan masih di angka 20 sampai 30 persen," klaimnya.

Pengamat Politik dari Universitas Trunojoyo Madura, Surokim Abdussalam menyebut persaingan dalam memperebutkan suara NU dan pesantren di Madura pada Pilpres 2024 cukup kompetitif. Salah satu faktornya karena polarisasi pesantren dan kiai.

Baca juga: Saat Caleg Minta Bantuan Dukun Politik dan Guru Spiritual untuk Merebut Kursi Legislatif

"Ini yang membuat suara di Madura mungkin agak sulit diprediksi karena sebarannya tadi itu bisa jadi akan merata tergantung dari tokoh kiai mana yang mau disasar," jelas Surokim.

Ia mengakui patronase di Madura masih cukup kuat dan akan memengaruhi kecenderungan pemilih di 'pulau garam' untuk menentukan capres yang akan didukung.

"Mestinya kalau dalam pandangan saya pemilih Madura itu memperhatikan asal dari para kandidat, tapi pada akhirnya itu tidak menjadi faktor yang krusial juga terkait dengan keterpilihan Pak Mahfud di Madura. Lebih banyak mengandalkan pada patron-patron yang tersebar itu," tambah Surokim.

"Sekarang tergantung dari wilayahnya apa, kalau kita bicara wilayah Pamekasan, saya kira memang 01 lebih powerfull, tapi kalau wilayah Bangkalan saya kira 02, Sumenep 03, akhirnya tersebar seperti itu," tegasnya.

Bagaimanapun semua tergantung kepada calon pemilih yang datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS).

Dari sanalah, kelak akan diketahui siapa pasangan capres-cawapres yang didukung warga NU di Madura.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria di Surabaya Ditemukan Bersimbah Darah, Polisi Lakukan Penyelidikan

Pria di Surabaya Ditemukan Bersimbah Darah, Polisi Lakukan Penyelidikan

Surabaya
3 Tersangka Kasus Film 'Guru Tugas' Terancam 6 Tahun Penjara

3 Tersangka Kasus Film "Guru Tugas" Terancam 6 Tahun Penjara

Surabaya
Peran 3 YouTuber yang Ditangkap Buntut Film 'Guru Tugas', Sutradara dan Pemain

Peran 3 YouTuber yang Ditangkap Buntut Film "Guru Tugas", Sutradara dan Pemain

Surabaya
Respon Pengusaha Warung Madura soal Aprindo Minta Penjualan Elpiji Diperketat

Respon Pengusaha Warung Madura soal Aprindo Minta Penjualan Elpiji Diperketat

Surabaya
Bayi Baru Lahir Ditemukan Dalam Tas di Tengah Kebun Tebu Lumajang

Bayi Baru Lahir Ditemukan Dalam Tas di Tengah Kebun Tebu Lumajang

Surabaya
4 Kades di Bojonegoro Jadi Tersangka Korupsi Proyek Jalan Rp 1,2 M

4 Kades di Bojonegoro Jadi Tersangka Korupsi Proyek Jalan Rp 1,2 M

Surabaya
Terekam CCTV, Maling di Masjid Kota Malang Curi Tas Milik Driver Ojol

Terekam CCTV, Maling di Masjid Kota Malang Curi Tas Milik Driver Ojol

Surabaya
Seorang Wanita Terseret Arus Sungai di Ngawi dan Selamat Berkat Bambu

Seorang Wanita Terseret Arus Sungai di Ngawi dan Selamat Berkat Bambu

Surabaya
Kondisi Ketua Bawaslu Jember Usai Alami Kecelakaan Beruntun

Kondisi Ketua Bawaslu Jember Usai Alami Kecelakaan Beruntun

Surabaya
Ibadah Sempat Dihentikan Tetangga di Gresik, Dipicu Salah Paham dan Berakhir Damai

Ibadah Sempat Dihentikan Tetangga di Gresik, Dipicu Salah Paham dan Berakhir Damai

Surabaya
Pengendara Mobil yang Tabrak Pengangkut Sampah di Kota Malang Mabuk Miras

Pengendara Mobil yang Tabrak Pengangkut Sampah di Kota Malang Mabuk Miras

Surabaya
Bayi Berumur 3 Bulan Ditemukan di Tempat Sampah Surabaya, Ada Surat dari Orangtua

Bayi Berumur 3 Bulan Ditemukan di Tempat Sampah Surabaya, Ada Surat dari Orangtua

Surabaya
3 YouTuber Pembuat Film 'Guru Tugas' Ditetapkan Tersangka

3 YouTuber Pembuat Film "Guru Tugas" Ditetapkan Tersangka

Surabaya
Pengakuan Ketua Bawaslu Jember Selamat dari Kecelakaan Beruntun yang Tewaskan Dua Orang

Pengakuan Ketua Bawaslu Jember Selamat dari Kecelakaan Beruntun yang Tewaskan Dua Orang

Surabaya
Tabrakan Beruntun Libatkan Mobil Ketua Bawaslu Jember, 2 Orang Tewas

Tabrakan Beruntun Libatkan Mobil Ketua Bawaslu Jember, 2 Orang Tewas

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com