BJ diduga meninggal dunia terkena serangan jantung akibat kelelahan saat mendaki gunung setinggi 2386 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu.
"Keluarga korban meminta kejelasan lagi, dan minta dibawa ke RS Yasmin," kata Kepala Puskesmas Licin, dr Nira Ista Dewi.
Menurut Nira, saat tiba di Puskesmas, korban sudah dalam keadaan meninggal dunia.
Atas kejadian itu, Nira meminta kepada para wisatawan untuk memastikan kondisi kesehatannya sebelum mendaki gunung.
"Jika memiliki penyakit bawaan seperti jantung dan hipertensi, sebaiknya waspada ketika hendak mendaki di Ijen," ujar Nira.
Kepala Pos TWA Kawah Ijen Sigit Haribowo mengatakan, BJ berwisata ke Ijen bersama anggota keluarganya. Mereka berangkat pada Sabtu (30/12/2023) sekira pukul 02.00 WIB.
"Korban ini sebenarnya tidak jalan kaki saat mendaki Ijen. Korban bersama istri menyewa ojek troli," ujar Sigit.
Namun, di tengah perjalanan tepatnya di pos 3, korban kelelahan dan memutuskan untuk putar balik dengan kembali menyewa troli.
Sampai di bawah Pos Paltuding, korban diantarkan ke sebuah warung. Disana, korban menyempatkan ke kamar mandi dan sempat duduk-duduk istirahat sejenak di warung.
"Selama di warung itu, korban terlihat lemas. Kemudian ada yang melaporkan kondisi BJ ke petugas TWA Kawah Ijen," ujar Sigit.
Melihat kondisi BJ, petugas kemudian memberikan pertolongan pertama kepada korban berupa bantuan oksigen.
Namun tak lama setelah itu kondisi korban melemah hingga tak sadarkan diri. BJ lalu dibawa ke Puskesmas Licin.
"Saat tiba di puskesmas, BJ dinyatakan meninggal dunia," kata Sigit.
Baca juga: Wisatawan Meninggal Saat Berwisata di Kawah Ijen Banyuwangi
Pengelola TWA Kawah Ijen mencatat jumlah kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara meningkat drastis pada libur Natal dan tahun baru (Nataru).
Berdasarkan data BBKSDA, mulai 24 Desember 2023 hingga 2 Januari 2024 (10 hari) jumlah kunjungan wisatawan ke TWA Kawah Ijen mencapai sekitar 15.000 orang.