Salin Artikel

Sederet Fakta Penutupan Kawah Ijen, Pengunjung Melonjak dan Wisatawan Meninggal

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Gunung Ijen resmi ditutup untuk umum, pada Rabu (3/1/2024) hari ini.

Penutupan itu tertuang dalam Surat Edaran Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) nomor SE.01/K2/BIDTEK.1/KSA/01/2024 tentang Penutupan Kawasan TWA Kawah Ijen.

Surat yang diterbitkan pada Selasa (2/1/2024) dan ditandatangani Kepala BBKSDA Jawa Timur, Nur Patria Kurniawan itu menyebut, TWA Kawah Ijen ditutup sampai batas waktu yang tidak ditentukan.

BBKSDA menyampaikan, penutupan TWA Kawah Ijen pada awal tahun 2024 ini merupakan yang pertama kali. Tahun-tahun sebelumnya tidak pernah ada penutupan.

Rupanya, terdapat sejumlah fakta yang perlu diketahui publik sebelum penutupan TWA Kawah Ijen oleh BBKSDA.

Polemik api biru (blue fire) Kawah Ijen

Pada September 2023 lalu, masyarakat Banyuwangi dihebohkan dengan permasalahan blue fire yang selama ini jarang diketahui oleh publik.

Polemik itu bermula dari perbedaan pendapat antara PT Candi Ngrimbi, selaku perusahaan pengepul belerang di TWA Kawah Ijen dan para pelaku wisata.

Saat itu PT Candi Ngrimbi, merasa produksi belerangnya menurun. Para penambang kemudian menyiramkan air ke area blue fire, demi produksi belerang.

Penyiraman api biru dengan air itu tidak semata-mata untuk menghilangkan api di Kawah Ijen. Namun untuk menjaga belerang yang masih cukup banyak di sekitar kawah.

Dikatakan, ada sebanyak 60 ton belerang yang menjadi salah satu alasan penyiraman air. Api biru disiram agar sisa belerang milik PT Candi Ngrimbi tidak terbakar dan dapat diselamatkan.

Sementara itu, dari pihak pelaku wisata menginginkan agar api biru di TWA Kawah Ijen harus tetap berkobar, demi eksistensi Ijen kepada wisatawan domestik maupun mancanegara.

Karena polemik tersebut tak menemui titik temu, sejumlah pihak akhirnya melakukan audiensi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi.

Namun, dalam pertemuan tersebut juga belum menghasilkan titik temu. Meski ada sejumlah opsi yang telah diajukan dari masing-masing unsur.

Pertemuan tersebut menghadirkan stakeholder terkait, mulai perwakilan pemerintah, BKSDA, PT Candi Ngrimbi selaku pengepul belerang, dan pelaku wisata.

Wisatawan meninggal dunia

Yang tak kalah viral, adalah BJ (64) seorang wisatawan asal Jakarta, yang meninggal dunia saat berwisata di TWA Kawah Ijen Banyuwangi, Sabtu (30/12/2023).

BJ diduga meninggal dunia terkena serangan jantung akibat kelelahan saat mendaki gunung setinggi 2386 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu.

"Keluarga korban meminta kejelasan lagi, dan minta dibawa ke RS Yasmin," kata Kepala Puskesmas Licin, dr Nira Ista Dewi.

Menurut Nira, saat tiba di Puskesmas, korban sudah dalam keadaan meninggal dunia.

Atas kejadian itu, Nira meminta kepada para wisatawan untuk memastikan kondisi kesehatannya sebelum mendaki gunung.

"Jika memiliki penyakit bawaan seperti jantung dan hipertensi, sebaiknya waspada ketika hendak mendaki di Ijen," ujar Nira.

Kepala Pos TWA Kawah Ijen Sigit Haribowo mengatakan, BJ berwisata ke Ijen bersama anggota keluarganya. Mereka berangkat pada Sabtu (30/12/2023) sekira pukul 02.00 WIB.

"Korban ini sebenarnya tidak jalan kaki saat mendaki Ijen. Korban bersama istri menyewa ojek troli," ujar Sigit.

Namun, di tengah perjalanan tepatnya di pos 3, korban kelelahan dan memutuskan untuk putar balik dengan kembali menyewa troli.

Sampai di bawah Pos Paltuding, korban diantarkan ke sebuah warung. Disana, korban menyempatkan ke kamar mandi dan sempat duduk-duduk istirahat sejenak di warung.

"Selama di warung itu, korban terlihat lemas. Kemudian ada yang melaporkan kondisi BJ ke petugas TWA Kawah Ijen," ujar Sigit.

Melihat kondisi BJ, petugas kemudian memberikan pertolongan pertama kepada korban berupa bantuan oksigen.

Namun tak lama setelah itu kondisi korban melemah hingga tak sadarkan diri. BJ lalu dibawa ke Puskesmas Licin.

"Saat tiba di puskesmas, BJ dinyatakan meninggal dunia," kata Sigit.

Pengunjung meningkat 100-800 persen

Pengelola TWA Kawah Ijen mencatat jumlah kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara meningkat drastis pada libur Natal dan tahun baru (Nataru).

Berdasarkan data BBKSDA, mulai 24 Desember 2023 hingga 2 Januari 2024 (10 hari) jumlah kunjungan wisatawan ke TWA Kawah Ijen mencapai sekitar 15.000 orang.

Kepala TWA Kawah Ijen, Sigit Ariwibowo, memaparkan, jumlah kunjungan wisatawan selama libur Nataru, per hari rata-rata meningkat 100 hingga 800 persen.

"Kalau hari libur biasa, bisa sampai 200-400 orang wisatawan. Tapi kalau full day hari kerja, sekolah hanya sekitar 100-200 orang pengunjung," kata Sigit.

Pihaknya merinci, selama 10 hari tersebut wisatawan domestik yang ke TWA Kawah Ijen sebanyak 14.339 orang, sedangkan dari mancanegara sekitar 670 orang.

"Atau rata-rata per hari, turis asing berwisata ke Kawah Ijen 60 orang," ucap Sigit.

Jumlah kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara tersebut, tercatat lebih tinggi dan meningkat dari tahun sebelumnya pada periode di bulan yang sama.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/01/03/131627378/sederet-fakta-penutupan-kawah-ijen-pengunjung-melonjak-dan-wisatawan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke