Diketahui bahwa tanaman buah naga memang sangat senang dengan sinar matahari.
Walau begitu, buah naga sebenarnya merupakan tanaman hortikultura yang bersifat jangka panjang, seperti tanaman jeruk dan jambu.
Hingga kemudian petani menemukan inovasi yang terbukti mampu merangsang tanaman ini untuk berbunga, sehingga buah naga bisa panen sepanjang tahun.
Caranya dengan memberikan stimulasi pada tanaman buah naga dengan memberi cahaya lampu pada malam hari, mulai pukul 18.00 sampai dengan 05.00.
Inovasi ini kemudian dikenal dengan sebutan Puting Si Naga yang merupakan akronim dari Penggunaan Lampu Tingkatkan Produksi Buah Naga.
Melalui inovasi ini, petani buah naga di Banyuwangi dapan memanen buah naga sepanjang tahun dan mampu memenuhi permintaan pasar dengan harga yang lebih menguntungkan.
Dampaknya, pendapatan dan kesejahteraan petani buah naga di Banyuwangi juga semakin meningkat.
Terkait inovasi tersebut, PT PLN (Persero) juga memberikan dukungan kepada petani buah naga di Banyuwangi melalui program binaan yang bernama Listrik Untuk Sang Naga.
tidak hanya untuk mengembangkan produktivitas tanaman, namun hal ini juga membuka peluang di sektor agro wisata.
Dilansir dari laman Diskominfo Provinsi Jawa Timur, dengan elektrifikasi PLN ini, wisata petik pertama kali di Banyuwangi tercetuskan.
Agro Wisata Petik Jeruk dan Naga Listrik yang terletak di Pesanggaran, selatan Banyuwangi menyuguhkan pertanian buah naga disinari lampu-lampu LED bisa menjadi daya tarik wisata tersendiri.
Wisata yang dikelola oleh Paguyuban Sekar Arum Naga ini mulai didatangi masyarakat yang tertarik untuk menikmati sensasi berkunjung ke ladang untuk memetik sendiri buah yang ada.
Terlebih pada malam hari, pengunjung dapat berfoto di ladang cahaya atau merasakan pengalaman untuk mengawinkan buah naga secara langsung.
Dilansir dari Kompas.id (21/06/2023), Manager PLN Unit Induk Distribusi Jawa Timur Lasiran mengatakan bahwa pihaknya memiliki cadangan daya melimpah, yakni sekitar 3.000 megawatt (MW) untuk mendukung budidaya buah naga lewat elektrifikasi.
Diketahui pada 2022 terdapat 13.660 petani buah naga yang menggunakan listrik, dengan konsumsi daya 32 megavolt ampere (MVA).
Sementara pada 2023, konsumsi dayanya diperkirakan bakal naik menjadi 40 MVA.
”Kami terus membina dan mendukung masyarakat, termasuk petani buah naga di Banyuwangi. Selain mendukung dari sisi kelistrikan, kami juga memiliki program pertanggungjawaban sosial (CSR) di setiap daerah dengan tema berbeda-beda. Jika ada petani atau UMKM binaan kesulitan permodalan, akan kami arahkan bekerja sama dengan perbankan,” ucap Lasiran.
Dengan pasokan listrik yang andal dan terjangkau, sektor pertanian di Banyuwangi, khususnya budidaya buah naga dapat terus berkembang dan menjadi penopang utama penghidupan para petani.
Sumber:
antaranews.com
hortikultura.pertanian.go.id
menpan.go.id
kominfo.jatimprov.go.id