“Setelah para pekerja melarikan diri, mortir kemudian meledak,” imbuhnya.
Setelah terjadi ledakan dan kebakaran, tim Gegana dan Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jawa Timur melakukan olah tempat kejadian perkara. Benda yang diduga kuat mortir telah diamankan.
Baca juga: Polisi Sebut Penyebab Ledakan di Bangkalan adalah Mortir, 1 Tewas
Di sekitar lokasi, polisi menemukan benda sejenis mortir sebanyak tiga buah.
Satu di sekitar lokasi, satu selongsong di samping rumah pemilik gudang dan satu lagi pelabuhan timur Kecamatan Kamal.
“Benda-benda itu sudah diamankan semua oleh Labfor Polda Jatim,” ungkapnya.
Menurut Febri, mortir bekas itu dibeli dari seseorang yang diduga diperoleh dari dalam laut. Lalu disimpan di dalam gudang besi tua.
Sementara itu Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jatim Irjen Pol Imam Sugianto mengatakan, bila dilihat dari bentuknya yang lonjong dan menyerupai mentimun, mortir itu diduga sisa perang dari masa lalu.
"Termasuk high explosive," ujarnya
Bahkan begitu meledak, serpihan mortir ditemukan sekitar 500 meter dari tempat kejadian perkara.
Baca juga: Dahsyatnya Ledakan Maut di Bangkalan, Tanah Bergetar dan Atap Berjatuhan
Terkait kejadian tersebut, polis mengamankan tujuh orang. Empat di antaranya adalah penyelam, satu penjual mortir, satu pembeli mortir dan satu orang pemotong besi.
Kapolres Bangkalan, Ajun Komisaris Besar Polisi Febri Isman Jaya mengatakan ketujuh orang tersebut sudah dibawa ke Mapolres Bangkalan untuk penyelidikan.
"Mereka kami mintai keterangan setelah kami selesai melakukan olah tempat kejadian perkara," imbuhnya.
Febri menegaskan, penyebab ledakan itu berasal dari mortir bekas. Hal itu dikuatkan dengan adanya serpihan besi yang sudah ditemukan oleh tim Labfor.
"Temuan tim Gegana dan Labfor menguatkan penyebab ledakan dari mortir bekas," ungkapnya.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Taufiqurrahman | Editor: Pythag Kurniati, Reza Kurnia Darmawan, Khairina, Teuku Muhammad Valdy Arief)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.