PASURUAN, KOMPAS.com - Camat Puspo, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Eddy Santoso mengatakan, dua pesawat EMB-314 Super Tucano milik Skadron Udara 21 Lanud Abdurrachman Saleh jatuh di lahan pertanian kentang milik warga.
"Saat pesawat jatuh tidak ada warga di area pertanian tersebut," kata Eddy.
Akibat jatuhnya pesawat tersebut, puing-puing badan pesawat tersebar di lahan pertanian warga.
Menurut Eddy, warga mengetahui ada pesawat jatuh setelah terdengar suara dentuman yang diduga berasal dari pesawat TNI buatan Brasil yang jatuh di lereng Bromo.
Informasi jatuhnya pesawat dia dapatkan dari Kepala Desa Kedawung, Rupani.
"Pesawat disebut jatuh di area perkebunan kentang milik warga. Tidak ada warga yang berada di lahan pertanian saat peristiwa terjadi. Kami mendapatkan kabar dari Kades Rupani sekitar pukul 11.30," jelas Eddy.
Baca juga: 3 Perwira TNI AU Meninggal dan 1 Hilang dalam Kecelakaan Pesawat di Pasuruan
Eddy membenarkan bahwa lokasi jatuhnya pesawat cukup sulit diakses, yakni berada di ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut, sehingga cukup susah untuk dilalui kendaraan roda empat.
Diberitakan sebelumnya, dua dari empat pesawat EMB-314 Super Tucano milik Skadron Udara 21 mengalami kecelakaan di kawasan lereng Gunung Bromo, tepatnya di Desa Keduwung, Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, pada Kamis (16/11/2023) siang.
Kedua pesawat itu memiliki nomor ekor TT-3111 dan TT-3103.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.