Atas keberhasilannya, Raden Noer Rohmat diberikan gelar Sunan Sendang oleh Sunan Drajat.
Raden Noer Rohmat diminta oleh Sunan Drajat untuk terus mengembangkan ajaran agama Islam dan membangun masjid di sana.
Konon, masjid yang dibangun oleh Sunan Sendang tidak dibangun secara bertahap, melainkan masjid diboyong semalam suntuk dari Mantingan, Jepara.
Ada beragam versi mengenai cerita tersebut. Pertama, masjid yang "diboyong" oleh Sunan Sendang adalah masjid milik Ratu Kalinyamat.
Alasan Sunan Sendang memboyong masjid karena tidak mempunyai kayu.
Masalah tersebut disampaikan kepada Sunan Kalijaga yang kemudian mengarahkan pada masjid Ratu Kalinyamat di Mantingan, Jepara.
Versi kedua menerangkan bahwa masjid tersebut dibawa rombongan dari Mantingan melalui jalur laut menuju Panciran dalam waktu satu malam.
Pada saat mendarat, rombongan diterima langsung oleh Sunan Sendang dan Sunan Drajat bersama pengikutnya.
Rombongan dijamu makanan ketupat lepet dan minuman legen.
Cerita tersebut mengilhami tradisi Kenduri Ketupatan yang diselenggarakan setiap tahun di Pantai Tanjung Kodok.
Tempat rombongan bersandar saat mengantarkan masjid.
Baca juga: Desa Wisata Religi Astana di Cirebon, Lokasi Makam Sunan Gunung Jati
Tradisi tersebut berlangsung setiap hari raya ketupat atau tujuh hari setelah Hari Raya Idul Fitri.
Pada pintu masuk Masjid Sendang tertera angka 1483 Saka atau 1561 Massehi, yang diperkirakan waktu berdirinya masjid tersebut.
Jarak tempuh Makam Sendang Duwur dari Kota Lamongan sekitar 38,8 kilometer dengan waktu tempuh hampr satu jam.
Perjalanan akan melalui Jalan Raya Pasar Sungelebak Karanggeneng Lamongan, Jalan Raya Solokuro-Godog, dan Jalan Raya Payaman.
Sumber:
Google Maps
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.