Terlebih bahan-bahan yang digunakan membatik ramli banyak didapatkan dari alam sekitar seperti daun untuk membentuk motif batik hingga kulit kayu yang dapat dijadikan sebagai pewarna alami.
“Salah satunya anak-anak difabel selalu merawat pohon yang daun-daunya sering diambil untuk kebutuhan batik ramli."
"Anak-anak tidak lupa menyirami air dan menjaga pepohonan itu agar tetap tumbuh dan tidak mati,” kata Siti yng menaruh harapan besar pada anan-anak difabel tersebut.
Ia ingin anak-anak difabel menjadikan kemampuan membatik tersebut sebagai bekal mencari nafkah setelah lulus SLBN.
Baca juga: Ngabuburit Sambil Belajar Membatik di Kampung Cibuluh Bogor
Selain itu, anak-anak difabel juga diajarkan bercocok tanam, beternak, budidaya lele agar kelak mendapatkan pilihan pekerjaan setelah menyelesaikan pendidikan di SLBN.
Siti pun menyampaikan apresiasi kepada Pertamina yang sudah peduli dengan masa depan anak-anak difabel.
Tak hanya dapat memberikan bekal ilmu dan keterampilan bagi anak-anak didiknya saja. Anak-anak difabel dari sekolah lain pun banyak yang datang belajar di Panti Asuhan Asih.
“Terakhir dari Temanggung kemarin datang ke sini juga belajar tentang batik ramli khusus anak-anak difabel,” jelas Siti.
Ia pun berharap pendampingan tetap diberikan kepada anak-anak difabel di panti asuhannya agar karyanya makin bagus dan bervariasi.
Senada dengan Siti, Ketua Yayasan Arrazaq yang membawahi Panti Asuhan Asih, Mulyadi menyatakan bekal keterampilan batik ramli memberikan ilmu pengetahuan baru anak-anak difabel yang tinggal di panti asuhan.
Apalagi kebanyakan anak-anak difabel yang tinggal di panti asuhan rata-rata berasal dari pedesaan.
Bahkan anak-anak difabel yang tinggal di panti asuhan Asih pernah berasal dari Sumatera, Kalimantan hingga Jawa Tengah.
Harapannya, setelah lulus SLBN, anak-anak difabel dapat mandiri dan tidak banyak tergantung kepada orang lain.
“Dari keterampilan ini (batik ramli) anak-anak nanti dapat mandiri karena mampu berusaha sendiri atau bekerja di perusahaan,” ungkap Mulyadi.
Manager PT Pertamina Patra Niaga Fuel Terminal Madiun, Yuri Ristanto, menyatakan pihaknya tergugah memberikan pendampingan dari dana corporate social responsibility (CSR) kepada anak-anak difabel untuk memberikan nilai lebih kepada anak-anak tersebut.
Lewat program batik ramli, anak-anak difabel mampu terampil membuat karya batik ramli yang indah meski sederhana.
“Kami merasa tergugah di sini untuk mencoba memberikan nilai lebih kepada mereka. Dengan demikian mereka bisa memiliki nilai lebih dan value di masyarakat."
"Untuk itu kami memberikan bantuan lewat program CSR yang anak-anak itu mudah kerjakan dan laksanakan. Makanya kami memilih batik yang ramah lingkungan,” kata Yuri, Rabu (25/10/2023).
Dengan batik ramah lingkungan, kata Yuri, anak-anak difabel ini tidak perlu melukis menggunakan zat kimia tetapi bisa mencari mandiri di alam sekitar.
Kendati batik ramah lingkungan bukan sesuatu hal yang baru di dunia industri perbatikan, tetapi bila dikerjakan anak-anak difabel akan memiliki nilai lebih dan menginspirasi banyak orang.
“Tentunya hal ini ada nilai lebihnya karena yang melakukan adalah adik-adik difabel. Mungkin secara sosial mereka kurang dilihat masyarakat tetapi setelah dilihat hasilnya anak-anak difabel tersebut mampu membuat kain yang sedemikian indah meski sederhana,” tutur Yuri.
Yuri menambahkan, konsep batik ramah lingkungan yang dikerjakan anak-anak difabel memiliki nilai plus.
Diharapkan produk batik ramli besutan anak-anak difabel dari Kabupaten Madiun dapat menginspirasi anak-anak difabel lainnya di Indonesia untuk tetap berkarya meski dalam kondisi berkebutuhan khusus.
Baca juga: Kapan Mulai Ada Tradisi Membatik di Indonesia?
Tak hanya itu, bekal keterampilan batik ramli dapat mendorong anak-anak untuk peduli terhadap kelestarian lingkungan dan berkarya menghasilkan uang setiap bulan.
Agar karya anak-anak difabel makin berkembang, Pertamina akan terus mengikutkan dalam berbagai event mulai dari fashion show hingga pameran batik di berbagai tempat.
Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Madiun, Indra Setyawan yang dikonfirmasi terpisah menyatakan hasil karya batik ramli anak-anak difabel SLBN Karangrejo tergolong halus dan menarik.
Buktinya, saat dijual di ajang pameran banyak peminat yang membelinya.
“Karya anak-anak difabel di situ bagus dan garapannya halus. Setiap kami ikutkan pameran selalu laku dan banyak peminatnya,” kata Indra, Kamis (26/10/2023).
Untuk mendorong anak-anak difabel terus berkarya, kata Indra, Pemkab Madiun memfasilitasi pelatihan digital marketing dan membuatkan nomer induk berusaha (NIB).
Dengan pelatihan itu diharapkan, produk-produk anak difabel tidak hanya dijual secara offline melainkan juga melalui daring lewat jejaring perdagangan elektronik seperti Tokopedia, Shopee, Lazada dan Blibli.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.