Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Tugu Pahlawan Surabaya yang Jadi Lokasi Apel Hari Santri Nasional 2023, Dulu Bekas Gedung Kempeitai

Kompas.com - 22/10/2023, 09:07 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Tugu Pahlawan, Surabaya menjadi pusat kegiatan apel Hari Santri Nasional 2023 pada Minggu (22/10/2023).

Sejak pukul 05.00 WIB, ribuan santri dan berbagai pondok pesantren yang mengenakan pakaian serba putih sudah memasuki area lapangan.

Tugu Pahlawan adalah monuman bersejarah yang menjadi salah satu ikon di ibu kota Provinsi Jawa Timur. Monumen tersebut dibangun untuk memperingati peristiwa Pertempuran 10 November 1945.

Kala itu, banyak warga Surabaya ikut gugur saat berperang. Mereka berjuang melawan sekutu yang datang diboncengi Belanda.

Perlawanan tersebut dipimpin oleh Bung Tomo.

Baca juga: Apel Hari Santri Nasional, Ribuan Orang Padati Tugu Pahlawan Surabaya

Pertempuran di Surabaya adalah salah satu peristiwa terbesar dalam sejarah revolusi Indonesia yang berlangsung selama 3 minggu.

Tercatat ada 20.000 warga Surabaya yang gugur saat peperangan terjadi.

Didirikan di bekas lahan gedung pengadilan masa kolonial

Pembangunan Tugu Pahlawan adalah ide dari Presiden Sukarno.

Sementara peletakan batu pertama dilakukan langsung oleh Bung Karno sendiri pada 10 November 1951.

Untuk pelaksanaan pembangunan Tugu Pahlawan diserahkan kepada Walikota Surabaya Doel Arnowo dan dilanjutkan oleh Walikota Surabaya R. Moestajab.

Dikutip dari jurnal Peran Undian Barang dalam Pembangunan Monumen Tugu Pahlawan Suraba 1952 yang ditulis Mokh Agung Jazulli dan Corry Liana dijelaskan asal usul lahan tempat Tugu Surabaya dibangun.

Dulunya, di lahan tersebut terdapat Gedung Raad van Justitie (pengadilan) yang dibangun oleh pemerintah kolonial. Sementara oleh Pemerintah Jepang, gedung tersebut dijadikan Gedung Kempeitai (polisi militer Jepang).

Baca juga: 8 Ikon Kota Surabaya, Ada Tugu Pahlawan dan Rujak Cingur

Pemilihan lahan tersebut tak direncanakan sebelumnya. Kala itu Doel Arnowo, Wali Kota Surabaya mendapat kunjung kerja dari Presiden Soekarno.

Oleh Doel Arnowo, Soekarno diajak melihat puing-puing bekas reruntuhan Gedung Kenpeitai. Kunjungan tersebut menjadi titik awal pembangunan Tugu Surabaya.

Presiden Sukarno kemudian menunjuk Ir. Tan Giok Tjiauw selaku pemegang Surat Perintah dari Sukarno sebagai penanggung jawab untuk membuat desain yang cocok untuk pembangunan Tugu.

Ir. Tan Giok Tjiauw tak sendiri mengerjakannya. Ia mendiskusikan hal tersebut dengan beberapa orang yang sudah dikenal dan dipercaya mampu untuk mewujudkan proyek besar dari Presiden Sukarno itu.

Mereka adalah empat orang temannya yakni Ir. Tan Giok Tjiauw yakni Ir. Lie Tjwan Kwan, Ir. Soendjasmono, Ir. Han Tik Bing, dan Ir. R. Soeratmoko. Saat itu mereka mendapat julukan The Magnificent Five.

Baca juga: 5 Kota Santri yang Jadi Tempat Berdirinya Pondok Pesantren Tertua di Indonesia

Para wisatawan saat berkunjung ke Monumen Tugu Pahlawan, Surabaya, Jawa Timur.DOK. PEMKOT SURABAYA Para wisatawan saat berkunjung ke Monumen Tugu Pahlawan, Surabaya, Jawa Timur.
Mereka rapat di Kantor Gemeente Surabaya untuk membuat desain dari Monumen Tugu Pahlawan.

Sedangkan untuk masalah pendanaannya diserahkan kepada Doel Arnowo, untuk mengumpulkan dana dari masyarakat kota Surabaya, utamanya diambil dari para pedagang.

Sedangkan Presiden Sukarno memberikan bantuan dalam bentuk Stoot Capital (biaya untuk awal/permulaan) dan memberikan perintah bahwa, sebagian dari biaya pembangunan tugu akan ditanggung oleh pemerintah pusat.

Setelah desain disepakati, peletakan batu pertama dilakukan oleh Sukarno pada 19 November 1951 di lahan seluas 1,5 hektare,

Lokasinya berada di Jalan Pahlawan dan tepat di depan kantor Gubernur Jawa Timur. Sementara pembangunan tugu dimulai pada 20 Februari 1952.

Tugu Pahlawan mempunyai 10 lengkungan (canalurus) di bagian badan yang memberikan arti tanggal 10.

Baca juga: Presiden Jokowi Hadiri Apel Hari Santri dan Ijazah Kubro di Surabaya Besok

Kemudian, 11 bagian (gelindingen) yang berada di bagian atas tugu yang mempunyai arti bulan November. Serta tinggi yang mencapai 45 yard yang melambangkan bahwa bahwa tahun 1945 telah terjadi peristiwa besar di Kota Surabaya.

Tugu Pahlawan memiliki keistimewaan, yaitu adanya sebuah tangga di dalam tugu yang melilit dari bawah ke atas.

Pada tanggal 10 November 1952 pukul 10.00 WIB, Tugu Pahlawan diresmikan oleh Presiden Sukarno dengan didampingi oleh Walikota Surabaya, R. Moestadjab Soemowidigdo

Sebagai apresiasi akan jasa dan prestasi yang telah dibuat oleh Ir. Soeratmoko, didukung dengan rekomendasi dari Ir. Tan Giok Tjiauw, Presiden Sukarno mengangkat Ir. Soeratmoko menjadi Kepala Bagian Perencanaan Kotapradja Surabaya

Kini, bangunan Tugu Pahlawan menjadi salah satu destinasi wisata sejarah di Kota Surabaya.

Berada di atas lahan seluas 1,3 hektar, kawasan Tugu Pahlawan memiliki sejumlah fasilitas bagi pengunjung.

Baca juga: Ada Pengalihan Arus Lalu Lintas di Surabaya Selama Peringatan Hari Santri Nasional

Meliputi, ruang diorama elektronik, ruang auditorium, ruang perpustakaan, ruang diorama, ruang anak dan laktasi, mushola, area parkir, ruang publik, dan lapangan.

Pengunjung juga bisa menjumpai Museum Sepuluh Nopember, yang dibangun pada 10 November 1991 dan diresmikan pada 19 februari 2000.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Sebut Balita di Tulunggagung Meninggal akibat Kekurangan Oksigen, Diduga Dibunuh Sang Ayah

Polisi Sebut Balita di Tulunggagung Meninggal akibat Kekurangan Oksigen, Diduga Dibunuh Sang Ayah

Surabaya
7 Orang di Surabaya Ditangkap karena Terlibat Prostitusi Anak

7 Orang di Surabaya Ditangkap karena Terlibat Prostitusi Anak

Surabaya
Kronologi Balon Udara Meledak di Ponorogo hingga Melukai Empat Orang

Kronologi Balon Udara Meledak di Ponorogo hingga Melukai Empat Orang

Surabaya
Kesaksian Warga Saat Balon Udara Meledak di Ponorogo, Suaranya Terdengar sampai ke Desa Lain

Kesaksian Warga Saat Balon Udara Meledak di Ponorogo, Suaranya Terdengar sampai ke Desa Lain

Surabaya
Tidak Ada Peminat, KPU Pastikan Pilkada Kabupaten Malang Tanpa Calon Independen

Tidak Ada Peminat, KPU Pastikan Pilkada Kabupaten Malang Tanpa Calon Independen

Surabaya
Klaim Punya Modal 144.000 Dukungan, Asrilia-Satrio Daftar Pilkada Surabaya dari Jalur Independen

Klaim Punya Modal 144.000 Dukungan, Asrilia-Satrio Daftar Pilkada Surabaya dari Jalur Independen

Surabaya
Pendaftaran Jalur Independen Dibuka Selama 2 Hari, KPU Situbondo Nyatakan Tidak Ada yang Daftar

Pendaftaran Jalur Independen Dibuka Selama 2 Hari, KPU Situbondo Nyatakan Tidak Ada yang Daftar

Surabaya
4 Calon Jemaah Haji Asal Lamongan Batal Berangkat Hari Ini karena Anemia

4 Calon Jemaah Haji Asal Lamongan Batal Berangkat Hari Ini karena Anemia

Surabaya
Gempa M 4,9 Kembali Guncang Bawean Gresik, Belum Ada Laporan Kerusakan

Gempa M 4,9 Kembali Guncang Bawean Gresik, Belum Ada Laporan Kerusakan

Surabaya
Setelah 1,5 Tahun Terkuak Mahasiswi di Malang Dibunuh dan Dirampok Cucu Pemilik Indekos

Setelah 1,5 Tahun Terkuak Mahasiswi di Malang Dibunuh dan Dirampok Cucu Pemilik Indekos

Surabaya
Komplotan Pencuri Modus Ganjal ATM Ditangkap di Magetan

Komplotan Pencuri Modus Ganjal ATM Ditangkap di Magetan

Surabaya
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Empat Orang Terluka

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Empat Orang Terluka

Surabaya
Makelar Judi 'Online' di Malang Ditangkap Polisi

Makelar Judi "Online" di Malang Ditangkap Polisi

Surabaya
Insiden Balon Udara Meletus di Ponorogo, Dipicu Ledakan Petasan dan 4 Luka-luka

Insiden Balon Udara Meletus di Ponorogo, Dipicu Ledakan Petasan dan 4 Luka-luka

Surabaya
Nasib Miris SD Negeri di Sumenep, Siswa Tiga Kelas Belajar dalam Satu Ruangan

Nasib Miris SD Negeri di Sumenep, Siswa Tiga Kelas Belajar dalam Satu Ruangan

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com