Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Api Misterius Muncul di Kediaman Warga Sumenep, Pemilik Rumah Mengungsi

Kompas.com, 12 Oktober 2023, 09:13 WIB
Ach Fawaidi,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

SUMENEP, KOMPAS.com - Api yang belum diketahui jelas asalnya, tiba-tiba muncul di kediaman warga Desa Payudan Nangger, Kecamatan Guluk-Guluk, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Selasa (10/10/2023).

Tak hanya sekali, kemunculan api misterius terjadi berulang kali di sejumlah titik yang berbeda.

"Ini sudah kesekian kali muncul (api misterius), beberapa hari sebelumnya muncul juga di titik yang berbeda juga," kata Kepala Sub-Bagian Hubungan Masyarakat Polres Sumenep AKP Widiarti, Rabu (11/10/2023).

Baca juga: Gaji PPS dan PPK Satu Kecamatan di Sumenep Tertunda karena SPJ Tak Lengkap

Awal mula

Widiarti menjelaskan, awal mula kemunculan api misterius tersebut terjadi pada Senin (2/10/2023) malam di rumah salah seorang warga bernama Hairun (50).

Selanjutnya pada Selasa (3/10/2023) sekitar pukul 14.30 WIB api kembali muncul dan tiba-tiba membakar taplak meja di ruang tamu.

Berselang 20-30 menit kemudian, percikan api muncul di 6 titik lainnya secara bergantian. Munculnya api tersebut kemudian dilaporkan kepada polisi.

Baca juga: SMK 1 Kalianget Sumenep Dibuka Setelah Sepekan Disegel karena Sengketa Lahan

Setelah laporan itu, api kemudian setiap hari muncul hingga Kamis (5/10/2023). Kemunculan api tidak berada di titik yang sama.

"Saat itu kami (polisi) bersama BPD Sumenep 3 Personil, Damkar Sumenep 3 Personil turun ke lokasi dan melakukan pemantauan, pemilik rumah juga kami imbau mengungsi," kata dia.

Setalah imbauan itu, Hairun bersama keluarga mengungsi ke rumah meraka yang lain yang jaraknya hanya sekitar 1 kilometer.

Baca juga: Tetesan Air Garam Kerap Picu Kecelakaan, Polisi di Sumenep Patroli Sasar Truk Pengangkut

Namun, pada Selasa (10/10/2023), api misterius tiba-tiba muncul lagi di rumah yang baru ditempati tersebut. Pemilik rumah kemudian melaporkan lagi kejadian itu ke polisi.

"Api yang sekarang muncul di rumah Hairun yang satunya (rumah yang dijadikan tempat mengungsi) yang jaraknya kurang lebih 1 kilometer dari rumah di mana muncul api pertama," tuturnya.

Widiarti menyebut, pihaknya belum mengetahui pasti dari mana sumber api itu berasal. Sebab kemunculan api hanya terjadi di sejumlah titik di sudut rumah secara bergantian.

Tanggapan BPBD

Kepala Pelaksana Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Sumenep, Wahyu Kurniawan Pribadi mengaku terus berkoordinasi dengan dengan aparat pemerintah desa dan kecamatan untuk memantau fenomena api misterius di Desa Payudan Nangger, Kecamatan Guluk-Guluk, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.

Wahyu menyebut, pihaknya kini fokus di penanggulangan agar tak ada korban jiwa imbas adanya api misterius itu. Terkait penyebab munculnya api, ia mengaku fenomena itu tak masuk akal.

Baca juga: Subholding Gas Pertamina Kembangkan Dua Proyek LNG di Berau dan Sumenep

"Peristiwanya (kemunculan api misterius) tidak masuk logika, bagaimana mungkin api bisa pindah-pindah, tapi ini memang benar terjadi. Jadi fokus kami saat ini adalah di penanggulangannya agar tidak sampai ada korban jiwa," kata dia.

Ia pun mengimbau pemilik rumah yakni Hairun untuk kembali mengungsi ke tempat lain usai yang bersangkutan mengungsi dua kali. Sejumlah benda yang mudah terbakar juga diminta untuk dikeluarkan dari rumah.

Ia bersama tim gabungan yakni BPBD, Damkar, hingga Polres Sumenep tetap rutin melakukan pemantauan untuk mencegah hal yang tak diinginkan.

"Pemilik rumah juga sudah kami imbau untung mengosongkan rumahnya, menjaga kemungkinan percikan api muncul lagi dan membakar barang yang mudah terbakar," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Surabaya
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau