Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terdampak Kekeringan, Ratusan Hektar Tanaman Padi di Jombang Terancam Gagal Panen

Kompas.com, 9 Oktober 2023, 18:38 WIB
Moh. SyafiĆ­,
Andi Hartik

Tim Redaksi

Petani lainnya, Sutrisno mengungkapkan, kurangnya pasokan air ke lahan tanaman padi miliknya terjadi sejak satu bulan lebih.

Untuk mengairi sawah, dirinya terpaksa memanfaatkan pompa air diesel yang berimplikasi pada bertambahnya biaya produksi pertanian.

“Kondisi seperti ini kira-kira ya sudah satu bulan lebih. Kalau terus-terusan seperti ini, saya angkat tangan,” ujar Sutrisno.

Kepala Bidang Pasca-panen dan Perlindungan Tanaman Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, Ahmad Jani mengungkapkan, debit air di saluran irigasi mengalami penurunan yang cukup signifikan akibat terdampak el nino.

Baca juga: Kekeringan di Bali Diprediksi hingga November, Warga Diminta Hemat Air

Kondisi itu juga mempengaruhi kondisi lahan pertanian di sebagian wilayah Kabupaten Jombang, khususnya untuk lahan yang ditanami padi.

Dari total luas lahan yang ditanami padi, ujar Jani, sebagian berada dalam kondisi riskan karena kurangnya pasokan air dari saluran irigasi.

Baca juga: Kekeringan Berkepanjangan, 8 Kecamatan di Wonogiri Kesulitan Air Bersih

Wilayah yang cukup parah terdampak kekeringan antara lain Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Perak, serta Kecamatan Gudo.

“Di Bugasur Kedaleman (Kecamatan Gudo) memang ada kendala seperti itu. Hari ini sudah ada air mulai masuk, tetapi memang belum optimal,” kata Jani saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (9/10/2023).

Jani menyebutkan, pada Agustus hingga September, lahan yang ditanami padi oleh petani luasnya sekitar 2.198 hektar, tersebar di Kecamatan Gudo, Bandar Kedungmulyo, Perak, Diwek, Ngoro, Mojowarno, Bareng dan Sumobito.

“Padi yang ditanam pada bulan Agustus dan September, totalnya ada 2.198 hektar. Paling luas ada di Kecamatan Gudo, sekitar 479,5 hektar, sama di Kecamatan Bandar Kedungmulyo sekitar 635 hektar,” ungkap Jani.

Saat ini, lahan tanaman padi yang mengalami kekurangan air luasnya sekitar 300 hingga 500 hektar. Lahan tersebut berada di Kecamatan Gudo, Bandar Kedungmulyo, serta Perak.

“Perkiraan sekitar 300 sampai 500 hektar, tetapi untuk jumlah pastinya kami sampaikan besok. Hari ini kami masih melakukan inventarisasi di wilayah mana saja yang kekurangan pasokan air untuk lahan pertanian,” ujar dia.

Dia menambahkan, beberapa bulan lalu sebelum petani menanam padi, pihaknya telah menyampaikan imbauan BMKG dan Kementerian Pertanian kepada petani dan pemerintah desa terkait prakiraan terjadinya el nino dan kemarau panjang yang mengancam mengganggu tumbuh kembang tanaman.

Meski demikian, masih banyak petani yang berani menanam padi meski mengetahui akan adanya kemarau panjang.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:


Terkini Lainnya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau