Petani lainnya, Sutrisno mengungkapkan, kurangnya pasokan air ke lahan tanaman padi miliknya terjadi sejak satu bulan lebih.
Untuk mengairi sawah, dirinya terpaksa memanfaatkan pompa air diesel yang berimplikasi pada bertambahnya biaya produksi pertanian.
“Kondisi seperti ini kira-kira ya sudah satu bulan lebih. Kalau terus-terusan seperti ini, saya angkat tangan,” ujar Sutrisno.
Kepala Bidang Pasca-panen dan Perlindungan Tanaman Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, Ahmad Jani mengungkapkan, debit air di saluran irigasi mengalami penurunan yang cukup signifikan akibat terdampak el nino.
Baca juga: Kekeringan di Bali Diprediksi hingga November, Warga Diminta Hemat Air
Kondisi itu juga mempengaruhi kondisi lahan pertanian di sebagian wilayah Kabupaten Jombang, khususnya untuk lahan yang ditanami padi.
Dari total luas lahan yang ditanami padi, ujar Jani, sebagian berada dalam kondisi riskan karena kurangnya pasokan air dari saluran irigasi.
Baca juga: Kekeringan Berkepanjangan, 8 Kecamatan di Wonogiri Kesulitan Air Bersih
Wilayah yang cukup parah terdampak kekeringan antara lain Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Perak, serta Kecamatan Gudo.
“Di Bugasur Kedaleman (Kecamatan Gudo) memang ada kendala seperti itu. Hari ini sudah ada air mulai masuk, tetapi memang belum optimal,” kata Jani saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (9/10/2023).
Jani menyebutkan, pada Agustus hingga September, lahan yang ditanami padi oleh petani luasnya sekitar 2.198 hektar, tersebar di Kecamatan Gudo, Bandar Kedungmulyo, Perak, Diwek, Ngoro, Mojowarno, Bareng dan Sumobito.
“Padi yang ditanam pada bulan Agustus dan September, totalnya ada 2.198 hektar. Paling luas ada di Kecamatan Gudo, sekitar 479,5 hektar, sama di Kecamatan Bandar Kedungmulyo sekitar 635 hektar,” ungkap Jani.
Saat ini, lahan tanaman padi yang mengalami kekurangan air luasnya sekitar 300 hingga 500 hektar. Lahan tersebut berada di Kecamatan Gudo, Bandar Kedungmulyo, serta Perak.
“Perkiraan sekitar 300 sampai 500 hektar, tetapi untuk jumlah pastinya kami sampaikan besok. Hari ini kami masih melakukan inventarisasi di wilayah mana saja yang kekurangan pasokan air untuk lahan pertanian,” ujar dia.
Dia menambahkan, beberapa bulan lalu sebelum petani menanam padi, pihaknya telah menyampaikan imbauan BMKG dan Kementerian Pertanian kepada petani dan pemerintah desa terkait prakiraan terjadinya el nino dan kemarau panjang yang mengancam mengganggu tumbuh kembang tanaman.
Meski demikian, masih banyak petani yang berani menanam padi meski mengetahui akan adanya kemarau panjang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.