GRESIK, KOMPAS.com - Kepolisian Resor (Polres) Gresik masih menunggu hasil analisis pemeriksaan rekaman CCTV oleh laboratorium forensik (labfor) Polda Jawa Timur (Jatim), terkait kasus mata siswi SD ditusuk pakai pentol bakso.
Korban adalah warga Kecamatan Menganti, Gresik, Jawa Timur yang mengalami gangguan penglihatan setelah mata kanannya dicolok oleh siswa lain menggunakan tusuk bakso.
Untuk dapat mengungkap kejadian sebenarnya, jajaran Satreskrim Polres Gresik telah mengirim Digital Video Recorder (DVR) rekaman CCTV sekolah ke labfor Polda Jatim.
Baca juga: Siswi SD yang Buta karena Ditusuk Bakso Trauma dan Enggan Bersekolah
"Hingga hari ini kami masih menunggu hasil analisis rekaman CCTV di sekolah. DVR yang sudah kami sita, sudah kami kirim ke labfor Polda. Untuk hasilnya, kami masih menunggu," ujar Kasat Reskrim Polres Gresik AKP Aldhino Prima Wirdhan, saat ditemui di Mapolres Gresik, Selasa (19/9/2023).
Aldhino menjelaskan, merujuk dari hasil penyelidikan sementara, diketahui memang tidak ada kamera CCTV yang mengarah langsung ke lorong sekolah.
Lorong itu diduga menjadi tempat SAH mendapat perlakuan kekerasan.
"Dari enam kamera CCTV memang tidak ada yang langsung mengarah ke lorong itu, tapi kan ada yang mengarah ke halaman sekolah," ucap Aldhino.
Baca juga: Mata Siswi SD Dicolok dengan Tusuk Bakso di Sekolah, Ayah Ungkap Anaknya Kerap Dipalak
Sementara saat dikonfirmasi mengenai keterangan rekaman CCTV hilang maupun terhapus, Aldhino mengaku, pihaknya masih menunggu hasil analisis tim labfor Polda Jatim.
Lebih-lebih insiden terjadi pada tanggal 7 Agustus 2023. Sedangkan Polres Gresik mendapat laporan mengenai kejadian tersebut pada tanggal 28 Agustus 2023.
"Seperti yang sudah saya jelaskan kemarin, DVR yang kami amankan menggunakan format penyimpanan itu 12 hari. Ini kami masih menunggu hasilnya, masih dianalisis labfor," tutur Aldhino.
Digital Video Recorder adalah alat untuk memonitor dan merekam obyek gambar yang tampak oleh kamera CCTV.
Sehingga diharapkan apa yang terekam oleh CCTV, dapat diketahui untuk mengungkap kejadian sebenarnya.
Pihak kepolisian juga berkoordinasi dengan instansi lain terkait pendampingan terhadap korban dengan menggandeng Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.