Kawasan Gunung Penanggungan ditetapkan sebagai Satuan Ruang Geografis Kawasan Penanggungan sebagai cagar budaya tingkat provinsi melalui Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur dengan nomor 188/18 Kpts/013/2015 tanggal 14 Januari 2015.
Hal tersebut tidak lain karena kekayaan peninggalan budaya di tempat tersebut.
Gunung Penanggungan memilik hamparan puncak yang mirip dengan Gunung Semeru. Untuk itu, Gunung Penanggungan kerap dianggap sebagai miniatur Gunug Semeru.
Dimana, puncak kedua gunung tersebut terdapat pasir dan batuan di hamparan yang luas.
Puncak Penangguangan berupa kerucut piroklastik yang dilengkapi kubah lava.
Puncak tersebut dikelilingi delapan puncak yang lebih kecil, yaitu Gunung Bendo ( 1015 mdpl di sisi selatan), Gunung Wangi (987 mdpl di sisi tenggara), maupun Gunung Sarahklapa ( 1235 mdpl di sisi barat daya).
Gunung lainnya adalah Gunung Jambe (745 mdpl di sisi barat), Gunung Bekel (1260 mdpl di sisi barat laut), Gunung Gambir atau Genting (588 mdpl di sisi utara), Gunung Gajahmungkur (1089 di sisi timur laut), dan Gunung Kemuncup (1238 mdpl di sisi timur).
Gunung Penanggungan diperkirakan terbentuk bersamaan dengan periode pembentukan Gunung Arjuno Muda, Gunung Welirang, dan Gunung Kelud, yaitu pada Kala Holosen.
Kala Holosen merupakan bagian Zaman Kuarter periode kedua yang berlangsung kurang lebih 11.700 tahun lalu hingga sekarang.
Gunung Penanggungan ditutupi dengan vegetasi hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, hutan Ericaceous atau hutan gunung, dan kawasan hutan Dipterokarp Bukit.
Bagian kerucut teratas yang menuju arah puncak terdapat padang rerumputan (stepa pegunungan). Wilayah tersebut didominasi gelagah dan alang-alang juga pohon Kaliandra yang segaja ditanam untuk penghijauan.
Gunung Penanggungan memiliki puncak yang relatif lebih rendah dibandingkan gunung lain di sekitarnya, sehingga gunung ini sesuai untuk "pemanasan" atau sekedar berlibur.
Baca juga: Harga Tiket Pendakian Gunung Penanggungan via Jolotundo, Ternyata Murah
Ada sejumlah jalur pendakian yang dapat dipilih oleh pengunjung.
Jalur Wonosunyo, Betro, Gempol
Jalur tersebut dimulai dari Desa Wonosunyo, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan. Perjalanan yang dimulai dari sisi timur laut Gunung Penanggungan akan melewati Petirtaan Belahan (Candi Sumber Tetek).
Jalur Jalatunda, Trawas
Perjalanan jalur Jalatunda berawal dari Petirtaan Jalatunda di Desa Seloliman, Kecamatan Trawas, Mojokerto.
Jalur yang berada di sisi barat gunung juga disebut "jalur sejarah" atau "jalur ziarah.
Hal tersebut tidak lain karena perjalanan melalui jalur tersebut akan melewati objek-objek purbakala, seperti Candi Putri, Candi Bayi, Candi Pura, Candi Sinta, dan Candi Gentong.
Pada ujung jalur tersebut akan berada pada kawasan puncak di sisi utara.
Jalur Jalatunda mempunyai dua percabangan ke arah utara menuju Candi Naga I yang berdekatan dengan Candi Pura.