Editor
SURABAYA, KOMPAS.com- Naimah (37) dan suaminya Solikin (49) menjadi korban ambruknya tiga toko di Jalan Kapasari, Genteng, Kota Surabaya, Jawa Timur, Selasa (5/9/2023).
Naimah hendak beristirahat saat toko onderdil yang dijaganya ambruk sekitar pukul 00.00 WIB.
Baca juga: Penjelasan Pemkot dan Pekerja Proyek soal 3 Toko yang Roboh di Surabaya
Sebelum ambruknya toko, Naimah mengatakan ada pengerjaan proyek gorong-gorong di dekat toko yang berlangsung sejak pukul 21.00 WIB.
Dia pun mengaku sempat merasakan getaran diduga berasal dari alat berat pengerjaan proyek.
"Saya tahunya mereka (orang proyek) kerja itu sekitar jam 21.00 WIB sampai 22.00-an WIB. Terus pas mau tidur, jam 00.00 WIB kalau enggak salah, lumayan getar tiba-tiba bruak (ambruk)," kata Naimah, ketika ditemui di lokasi, Selasa (5/9/2023).
Baca juga: 3 Toko di Surabaya Ambruk Diduga Dampak Proyek Gorong-gorong, Suami Istri Tertimpa Reruntuhan
Naimah dan Solikin seketika tertimpa reruntuhan bangunan dan barang-barang. Dia mengaku, nyaris meninggal jika saja barang yang menimpanya adalah benda berbahaya.
"Suami juga sudah enggak bisa napas, banyak debu," tutur dia.
Naimah berteriak meminta pertolongan ketika mendengar suara sejumlah pekerja proyek.
"Langsung orang proyek naik ke atas nolong, takutnya ambruk lagi di dalam dibantu tiga orang," kata dia.
Baca juga: Sujud Syukur Siswa SMK Prapanca 2 Surabaya Setelah 1,5 Tahun Mengungsi demi Belajar
Sejumlah barang-barang miliknya masih tertimpa reruntuhan bangunan toko.
"Perkiraan Rp 25 juta lebih kerugian," kata dia.
Beruntung Naimah dan sang suami tak sampai menjalani rawat inap. Dia berencana mengungsi ke rumah saudaranya.
Pihak PT. Diatasa Jaya Mandiri selaku pelaksana proyek membenarkan mengenai adanya proyek pemasangan gorong-gorong di lokasi tersebut.
"Untuk total proyek 800 meter, sisi selatan (Jalan Kapasari) 400 meter sama sisi utaranya 400 meter. Sebenarnya cuman kurang 10 meter pengerjaanya ini," kata Supervisor PT. Diatasa Jaya Mandiri Edwin Kurniawa, Selasa.
Menurutnya bangunan toko roboh diduga akibat terkena getaran alat berat.
Apalagi penggalian dilakukan dekat dengan toko warga karena terhampat pipa PDAM dan utilitas PLN.
"Penggalian sebenarnya jaraknya 50 sentimeter dari bangunan (toko warga), tapi dikerjakan 30 sentimeter. Itu kami pun galinya enggak langsung semua, tapi satu dua baru pasang (saluran air)," jelasnya.
Baca juga: Prakiraan Cuaca di Surabaya Hari Ini 5 September 2023 : Cerah Sepanjang Hari
Rupanya, kata dia, bangunan toko tersebut adalah semi permanen setelah dilakukan pengecekan.
"Pas kita lihat, ternyata itu bangunan toko semi permanen sebenarnya, terus juga enggak ada fondasinya, jadi cuman batu bata yang disusun saja," ujar dia.
Sementara itu, Staf Bidang Jembatan dan Jalan pada Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Surabaya, Anang Budi Santoso mengatakan, insiden robohnya tiga toko itu terjadi Selasa (5/9/2023) sekitar pukul 00.00 WIB.
“Karena ada utilitas PLN tegangan tinggi dan pipa PDAM, jadi enggak mungkin mepet dengan itu. Akhirnya ambil jarak dekat toko," kata Anang saat ditemui di Kantor Kelurahan Kapasari.
Sumber: Kompas.com (Penulis : Andhi Dwi Setiawan | Editor : Pythag Kurniati, Andi Hartik)
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang