Secara terpisah, Koordinator Bidang Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda, Teguh Tri Susanto mengungkapkan, dampak El Nino mulai terasa dengan meningkatnya suhu panas pada siang hari, dan dingin pada malam hari di wilayah Jawa Timur.
"Biasanya musim kemarau ini terjadi pada Mei hingga Oktober. Tapi karena anomali alam dampak El Nino ini diprediksi memanjang sampai Desember 2023," ujarnya.
Selain di Jatim, Teguh menyebut musim kemarau akibat El Nino ini juga terjadi di Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sumatera, Sulawesi, dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Saat ini suhu udara di Jatim sendiri berkisar 35 hingga 36 celsius.
Baca juga: Kekeringan, 18 Desa di Lumajang Kekurangan Air Bersih
Diketahui, El Nino adalah suatu fenomena alam ketika suhu permukaan laut (SST) di Samudera Pasifik mengalami peningkatan di atas kondisi normal.
Peningkatan suhu ini menyebabkan pertumbuhan awan lebih tinggi di wilayah Samudera Pasifik tengah, dan mengurangi jumlah curah hujan.
Artinya, El Nino menyebabkan sebuah wilayah dilanda kekeringan sedang hingga ekstrem..
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.