"Jadi investasi silakan masuk sebesar-besarnya ke Surabaya, tetapi harus bisa menggerakkan ekonomi kerakyatan warga Surabaya," tegasnya.
Meski begitu, Eri juga menyadari bahwa lahan investasi di Kota Surabaya ini sangat terbatas, sehingga ke depannya pihaknya memastikan akan terus menggenjot investasi dari sektor barang dan jasa.
"Sekarang kita lagi bergerak dengan Pelindo bagaimana lahan-lahan parkir di Pelindo itu bisa dikelola dengan baik. Jadi, kita bersama Pelindo juga akan bergerak di pelabuhan untuk meningkatkan investasi," tuturnya.
Baca juga: Eks Kepsek Gembok Gedung Sekolah di Surabaya, 150 Siswa Terpaksa Berpindah-pindah Tempat Belajar
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Kota Surabaya Afghani Wardhana menjelaskan, sejumlah sektor yang menjadi penyumbang tertinggi dari PMA, PMDN, dan UMK.
Khusus untuk penyumbang tertinggi dari PMA adalah sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi sebesar Rp 473,35 miliar, lalu perdagangan dan reparasi sebesar Rp 398,85 miliar, disusul oleh sektor perhotelan dan restoran sebesar Rp 211,05 miliar.
Sedangkan penyumbang tertinggi dari PMDN adalah sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran sebesar Rp 3,58 triliun, sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi sebesar Rp 1,53 triliun, disusul oleh sektor perdagangan dan reparasi sebesar Rp 794,2 miliar.
Selanjutnya di sektor konstruksi sebesar Rp 791,3 miliar, sektor hotel dan restoran menyusul dengan capaian sebesar Rp 721,9 miliar.
Sementara penyumbang tertinggi dari UMK adalah sektor perdagangan dan reparasi sebesar Rp 2,13 triliun, lalu jasa lainnya sebesar Rp 901,3 miliar.
Kemudiam di sektor konstruksi sebesar Rp 550,27 miliar, sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi sebesar Rp 423,3 miliar, selanjutnya sektor hotel dan restoran sebesar Rp 253,8 miliar.
"Alhamdulillah PMDN Surabaya tertinggi se-Jawa Timur, ini menunjukkan bahwa minat investor tanah air masih tinggi dibandingkan investor dari luar negeri," tutur dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.