Tujuannya untuk meningkatkan pemahaman mengenai pendidikan seks, sehingga pergaulan bebas dan pernikahan dini bisa ditekan.
“Pemberikan pemahaman melalui aplikasi menurut kami lebih mudah karena anak-anak yang tersandung kasus pernikahan dini sebetulnya pengguna terkhnologi digital. Melalui aplikasi
Aplikasi ini memiliki empat menu utama yang dibagi sesuai dengan usia. Di menu orangtua berisi gambaran pendidikan seks sejak usia di bawah 6 tahun.
“Yang anak dibawah 6 tahun kita masukkan ke menu orangtua karena anak-anak belum tahu. Di menu ini berisi pengenalan anggota tubuh, tangan kaki, hidung dan fungsinya,” imbuh Desiva.
Baca juga: Kapan Pendidikan Seks untuk Anak Bisa Diberikan?
Di menu untuk anak usia 6 tahun, materi pendidikan seks mengajarkan batas pergaulan dengan orang lain serta bagian tubuh mana yang tidak boleh disentuh oleh lawan jenis.
“Untuk usia 6 tahun kita mulai memberikan informasi batasan pergaulan antara lawan jenis. Kemudian apa yang boleh disentuh dan tidak oleh lawan jenis dan bagaimana menyikapi jika mereka mengalami permasalah dalam pergaulan,” kata Desiva.
Aplikasi juga memuat menu curhat, diperuntukkan bagi pengguna yang ingin mengetahui lebih dalam permasalahan pendidikan seks.
Saat ini menu curhat masih ditangani oleh guru pembimbing di sekolah SMAN 1 Magetan.
Violin berharap bisa mengembangkan aplikasi tersebut dengan mengajak tenaga ahli.
“Kita masih mencoba pengembangan untuk aplikasi dengan Dinas Kominfo, atau untuk ketersediaan tenaga kesehatan untuk menjawab persoalan yang disampaikan pengguna aplikasi. Kita coba untuk bekerjasama dengan Dinas KB dan lainnya,” katanya.
Sementara Sekretaris Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Magetan Miftahudin mengatakan, hingga Juli 2023 tercatat ada 46 kasus pernikahan dini di kabupaten tersebut.
Sebanyak 60 persen dari jumlah kasus tersebut menikah dini karena hamil di luar nikah.
“Dari hasil pendampingan kepada mereka, mereka tidak tahu akibat dari berhubungan di luar nikah. Mereka mengaku melakukan seperti di film yang mereka lihat, tetapi mereka tidak tahu akibatnya,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.