Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Hari Berlalu, 3 Korban Hilang Kecelakaan KLM Putri Kuning Belum Ditemukan

Kompas.com - 27/07/2023, 21:26 WIB
Ridho Abdullah Akbar,
Andi Hartik

Tim Redaksi

SITUBONDO, KOMPAS.com - Tiga korban hilang kecelakaan Kapal Layar Motor (KLM) Putri Kuning di Perairan Laut Selat Madura, Jawa Timur, hingga kini, Kamis (27/7/2023), belum ditemukan. Petugas meminta kepada nelayan supaya melapor jika menemukan jenazah di tengah laut.

Kepala Satuan Korps Kepolisian Perairan dan Udara (Kasat Polairud) Polres Situbondo AKP Hasanudin mengaku masih terus berkomunikasi dengan pihak keluarga korban yang hilang.

"Komunikasi dengan pihak keluarga tetap ada, mereka sangat menunggu," kata Hasanudin ketika dihubungi Kompas.com, Kamis (27/7/2023).

Baca juga: 3 Korban Tenggelamnya KLM Putri Kuning Masih Hilang, Polisi Perluas Pencarian

Tiga korban hilang itu salah satunya adalah Irianti (9), warga Desa Jatisari, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo. Sementara dua korban lainnya belum diketahui identitasnya. Keduanya berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.

Hasanudin mengatakan, karena titik koordinat kecelakaan berada di wilayah Kabupaten Sumenep, maka yang bertugas melakukan pencarian selama 7 hari yakni pihak petugas di Sumenep.

"Yang melakukan search and rescue (SAR) pihak petugas di Sumenep selama 7 hari setelah kejadian, dan kami juga melakukan pencarian namun lebih kepada koordinasi antar-daerah," katanya.

Baca juga: Update Tenggelamnya KLM Putri Kuning, Polairud Sebut 2 Penumpang Tewas, Korban Hilang 3 Orang

Pihak kepolisian Situbondo dan Sumenep belum menemukan ketiga korban yang hilang tersebut. Petugas sampai sekarang hanya menunggu kabar dari nelayan yang menemukan para korban.

"Untuk melakukan pencarian sekarang sulit karena faktor cuaca ekstrem, satu-satunya cara yakni berharap ke nelayan jika menemukan korban ketika sedang mencari ikan," ucapnya.

Dia juga menyatakan, rata-rata korban hilang di laut ditemukan oleh para nelayan. Ketika nelayan menemukan mayat di tengah laut, mayatnya ditali terlebih dahulu ke pelampung rumpon. Setelah itu baru dilaporkan ke polisi untuk evakuasi.

"Setiap kali nelayan menemukan mayat di tengah laut, mereka menali mayat ke pelampung rumpon lalu laporan ke kami (kepolisian)," katanya.

Baca juga: KLM Putri Kuning Tenggelam di Perairan Gili Genting Sumenep, 2 Penumpang Hilang

Menurutnya, ada kepercayaan di masyarakat nelayan pesisir Situbondo ketika menemukan mayat harus ditolong. Jika tidak menolong, maka dikemudian hari mereka percaya ketidakberuntungan akan selalu menyertai hidup mereka.

"Kepercayaan nelayan untuk membantu mayat yang tenggelam di laut sudah menjadi tradisi, jika tradisi itu tidak dilakukan maka akan menemukan kesusahan bagi si penglihat mayat itu," katanya.

Sebelumnya, Kapal Layar Motor (KLM) Putri Kuning mengalami kecelakaan di Perairan Laut Selat Madura, Jawa Timur, pada Rabu (19/7/2023). Kecelakaan laut menyebakan dua korban tewas dan tiga korban hilang.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Menjelang Pilkada 2024, KPU Situbondo Pangkas Jumlah TPS 50 Persen

Menjelang Pilkada 2024, KPU Situbondo Pangkas Jumlah TPS 50 Persen

Surabaya
Sambut Program Makan Siang Gratis, 10.000 Hektar Lahan Kering Disulap Jadi Kawasan Terpadu Hortikultura

Sambut Program Makan Siang Gratis, 10.000 Hektar Lahan Kering Disulap Jadi Kawasan Terpadu Hortikultura

Surabaya
Dua Pejabat di DPRD Madiun Diperiksa terkait Kasus Korupsi Dana Aspirasi Rp 1,5 Miliar

Dua Pejabat di DPRD Madiun Diperiksa terkait Kasus Korupsi Dana Aspirasi Rp 1,5 Miliar

Surabaya
Pria di Pasuruan Protes Kehilangan 2 Testis Usai Operasi Prostat, RS Klaim Sesuai Prosedur

Pria di Pasuruan Protes Kehilangan 2 Testis Usai Operasi Prostat, RS Klaim Sesuai Prosedur

Surabaya
Satu Pasangan Jalur Independen Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang Tak Lolos Verifikasi

Satu Pasangan Jalur Independen Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang Tak Lolos Verifikasi

Surabaya
Kisah Wanita Kuli Panggul di Pasar Surabaya Bisa Berangkat Haji

Kisah Wanita Kuli Panggul di Pasar Surabaya Bisa Berangkat Haji

Surabaya
Wali Kota Eri Cahyadi Kembali Tegaskan Larangan Sekolah di Surabaya Study Tour ke Luar Daerah

Wali Kota Eri Cahyadi Kembali Tegaskan Larangan Sekolah di Surabaya Study Tour ke Luar Daerah

Surabaya
Sepeda Motor di Banyuwangi Terbakar setelah 'Ngangsu' BBM

Sepeda Motor di Banyuwangi Terbakar setelah "Ngangsu" BBM

Surabaya
Pemprov Jatim soal Pengosongan Rusunawa Gunungsari Surabaya: Penghuni Tak Mau Bayar Sewa

Pemprov Jatim soal Pengosongan Rusunawa Gunungsari Surabaya: Penghuni Tak Mau Bayar Sewa

Surabaya
Diusir dari Rusunawa Gunungsari Surabaya, Warga Terancam Tak Punya Tempat Tinggal

Diusir dari Rusunawa Gunungsari Surabaya, Warga Terancam Tak Punya Tempat Tinggal

Surabaya
Rumah Warga Trenggalek Ditaburi Kotoran Kambing, Bhabinkamtibmas Turun Tangan

Rumah Warga Trenggalek Ditaburi Kotoran Kambing, Bhabinkamtibmas Turun Tangan

Surabaya
Pantai Ngalur di Tulungagung: Daya Tarik, Lokasi, dan Rute

Pantai Ngalur di Tulungagung: Daya Tarik, Lokasi, dan Rute

Surabaya
Ramai soal UKT Universitas Brawijaya, Wakil Rektor Sebut Sudah Sesuai Regulasi

Ramai soal UKT Universitas Brawijaya, Wakil Rektor Sebut Sudah Sesuai Regulasi

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com