Dia juga menyatakan, rata-rata korban hilang di laut ditemukan oleh para nelayan. Ketika nelayan menemukan mayat di tengah laut, mayatnya ditali terlebih dahulu ke pelampung rumpon. Setelah itu baru dilaporkan ke polisi untuk evakuasi.
"Setiap kali nelayan menemukan mayat di tengah laut, mereka menali mayat ke pelampung rumpon lalu laporan ke kami (kepolisian)," katanya.
Baca juga: KLM Putri Kuning Tenggelam di Perairan Gili Genting Sumenep, 2 Penumpang Hilang
Menurutnya, ada kepercayaan di masyarakat nelayan pesisir Situbondo ketika menemukan mayat harus ditolong. Jika tidak menolong, maka dikemudian hari mereka percaya ketidakberuntungan akan selalu menyertai hidup mereka.
"Kepercayaan nelayan untuk membantu mayat yang tenggelam di laut sudah menjadi tradisi, jika tradisi itu tidak dilakukan maka akan menemukan kesusahan bagi si penglihat mayat itu," katanya.
Sebelumnya, Kapal Layar Motor (KLM) Putri Kuning mengalami kecelakaan di Perairan Laut Selat Madura, Jawa Timur, pada Rabu (19/7/2023). Kecelakaan laut menyebakan dua korban tewas dan tiga korban hilang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.