Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Video Burung Pelikan Diduga Ditembak Pemburu, BKSDA Koordinasi dengan Polres Blitar

Kompas.com, 6 Juli 2023, 18:12 WIB
Asip Agus Hasani,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com– Dua video yang memperlihatkan burung diduga pelikan yang ditembak oleh pemburu, viral di media sosial.

Video tersebut diunggah oleh salah satu akun di grup Facebook Info Cegatan Blitar.

Baca juga: Jemaah Haji Asal Blitar Meninggal setelah Hilang di Mina 9 Hari

Dalam video pertama, tampak seeokor burung berbadan besar dengan paruh yang panjang sedang berenang di bendungan.

Bendungan tersebut diketahui adalah Bendungan Jegu di aliran Sungai Brantas yang melintas di Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

Baca juga: Makam Pensiunan TNI di Blitar Dibongkar untuk Otopsi, Polisi: Meninggal karena Serangan Jantung

Pada video kedua terlihat di kejauhan seorang pria memanggul burung tersebut dan pergi menjauhi bendungan.

"Ya Allah. Mesakne pelikan e, dibedil terus digepuki (Ya Allah. Kasihan burung pelikan itu, ditembak terus dipukuli),” ujar perekam pada unggahan video tersebut.

Unggahan telah dilihat puluhan ribu kali hingga Kamis (6/7/2023) dan telah dikomentari oleh 761 warganet.

Mayoritas netizen menghujat penembakan dan pembunuhan burung yang diduga burung pelikan tersebut.

Penjelasan BKSDA

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Blitar Joko Dwiyono mengaku pihaknya telah memonitor unggahan tersebut dan membuat laporan ke pihak kepolisian.

Menurut Joko, berdasarkan hasil analisis, burung tersebut merupakan burung pelikan (Pelecanus conspicillatuas) atau burung undan.

“Kami hanya dapat menganalisis dari video yang diunggah dan berdasarkan ciri-ciri yang kami lihat betul burung tersebut adalah burung undan atau pelikan,” kata Joko saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (6/7/2023).

Joko mengatakan, peristiwa penembakan dan pembunuhan burung pelikan tersebut diduga terjadi pada 28 Juni 2023.

Menurutnya, burung pelikan masuk kelompok hewan yang dilindungi sehingga tindakan memburu, menangkap, dan membunuhnya dapat dipidanakan.

Joko mengaku telah berkoordinasi dengan pihak Polres Blitar dan berharap kasus tersebut ditindaklanjuti.

Baca juga: Jemaah Haji Kota Blitar Wafat Saat Dilarikan ke RS di Mekkah

Jika benar burung tersebut adalah burung pelikan, lanjut Joko, maka habitat alaminya diperkirakan berada di Australia.

Pada kondisi cuaca tertentu setiap tahunnya, kata Joko, burung pelikan melakukan migrasi dalam kelompok-kelompok besar ke sejumlah wilayah yang dengan cuaca yang lebih ramah.

“Burung pelikan menyukai cuaca yang hangat. Di habitat alaminya kemungkinan sedang cukup dingin. Dan salah satu tujuan migrasi memang di Pulau Jawa,” terangnya.

Meski burung pelikan lebih banyak melakukan aktivitas dalam kelompok, pada unggahan video yang viral tersebut tidak terlihat adanya burung-burung lain yang sejenis.

Joko menduga, burung pelikan yang diduga menjadi korban perburuan itu kemungkinan memang sedang terpisah dari kelompoknya. 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau