Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peristiwa Berdarah di Jember, Anak 6 Tahun Tewas di Tangan Ibu Kandung

Kompas.com, 10 Juni 2023, 16:10 WIB
Riska Farasonalia

Editor

KOMPAS.com – Nasib malang menimpa bocah berusia 6 tahun di Dusun Sumberlanas Barat, Desa Harjomulyo, Kecamatan Silo Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Korban berinisial NJ ini tewas di tangan ibu kandungnya sendiri bernama Maimunah (46) pada Jumat (9/6/2023).

Sementara, pelaku berupaya mengakhiri hidupnya dengan pisau setelah menghabisi nyawa sang anak.

Baca juga: Ibu di Jember Bunuh Anak Kandungnya di Kamar, Diduga Depresi

Kronologi kejadian

Peristiwa keji itu diketahui saat sang ayah, Muhammad Shaleh (57) ketika mendengar suara dengkuran dari kamar tempat anaknya tidur.

Mencurigai kejanggalan tersebut, Shaleh berupaya untuk mengecek ke dalam kamar, tetapi pintunya justru terkunci.

Akhirnya, dia pun berteriak sehingga warga sekitar berdatangan.

Ketika pintu kamar didobrak, dia melihat anaknya sudah dalam kondisi tak bernyawa tertutup selimut.

Kapolsek Silo AKP M Na’i menjelaskan, pelaku melakukan perbuatan itu di dalam kamar yang terkunci.

Korban ditemukan meninggal dalam kondisi terluka di bagian leher dan tubuh korban tertutup dengan selimut.

Dia menyebut, saat warga mendobrak kamar itu, ujar Na'i, Maimunah hendak bunuh diri menggunakan pisau. Namun aksinya dicegah oleh warga.

“Berdasarkan keterangan keluarga dan warga, pelaku ini mengalami gangguan jiwa, bisa dikatakan depresi,” kata dia, Jumat (9/6/2023).

Polisi berhasil mengamankan sejumlah barang bukti, seperti pisau yang digunakan untuk membunuh korban.

Polisi juga memeriksa saksi-saksi serta melakukan olah tempat kejadian perkara.

Kondisi pelaku kritis

Sementara, korban belum bisa dimintai keterangan oleh kepolisian karena masih menjalani perawatan di rumah sakit setelah berupaya mengakhiri hidupnya.

Kepala Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Sat Reskrim Polres Jember Iptu Dyah Vitasari mengatakan, Maimunah masih menjalani perawatan intensif di RSD dr Soebandi Jember sampai sekarang.

"Kondisinya masih kritis, tidak sadarkan diri. Ada luka gorok sepanjang 13 sentimeter di bagian leher," kata dia.

Menurut dia, luka di bagian leher itu karena Maimunah mencoba bunuh diri.

Pihaknya belum bisa memastikan motif pembunuhan yang dilakukan Maimunah kepada anak kandungnya tersebut.

Apakah karena gangguan kejiwaan atau faktor yang lain.

"Kita tunggu kondisi pelaku stabil dulu untuk kita dimintai keterangan," tambah dia.

Baca juga: Ibu yang Bunuh Anaknya di Jember Disebut Tetangga Kerap seperti Orang Kesurupan

Sosok Maimunah

Maimunah disebut sering mengalami seperti orang kesurupan. Bahkan, keluarga Maimunah sudah sering membawanya ke pengobatan alternatif.

Namun, penyakit seperti keserupan itu disebut mulai membaik sejak lima bulan lalu.

Kepala Desa Harjomulyo, Kartono mengatakan, Maimunah sudah mengalami kesurupan itu sekitar dua tahun yang lalu.

Namun dia tidak pernah mengamuk, hanya berbicara sendiri.

“Selama ini tak pernah ngamuk, juga sudah sering cari obat alternatif,” tambah dia.

Hal senada juga diakui oleh tetangga Maimunah, yakni Lukman.

Dirinya mengaku tidak pernah menyangka akan ada pembunuhan. Selain itu, warga juga menilai kesurupan itu karena kerasukan jin.

"Ada yang bilang karena kesurupan jin sehingga sering melamun dengan tatapan kosong," jelas dia.

Sumber: Kompas.com (Penulis Kontributor Jember, Bagus Supriadi | Editor Pythag Kurniati, Krisiandi, Andi Hartik)

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Surabaya
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau